Minggu, 29 September 2019

MAKALAH AKHLAK. KEL 2


Kelompok 2
- Fransiska Yusvita Sary : 1986206129
- Jumailiana : 1986206183
- Agnes : 1986206099
- Candra Calfari Putra : 1986206104
- Avrizal : 19986206159
- Vivin : 1986206032







MAKALAH TENTANG AKHLAK

BAB I
PENDAHULUAN

    A.   LATAR BELAKANG
Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting, sebagai individu maupun masyarakat dan bangsa, sebab jatuh bangunnya suatu masyarakat tergantung pada bagaimana akhlaknya. Apabila baik akhlaknya, maka sejahteralah lahir batinnya, apabila rusak akhlaknya, maka rusaklah lahir batinnya.
Konsep akhlaqul karimah adalah konsep hidup yang lengkap dan tidak hanya mengatur hubungan antara manusia, alam sekitarnya tetapi juga terhadap penciptaannya. Allah menciptakan ilmu pengetahuan bersumber dari Al-Quran. Namun, tidak semua orang mengetahui atau percaya akan hal itu. Ini dikarnakan keterbatasan pengetahuan manusia dalam menggali ilmu-ilmu yang ada dalam Al-Quran itu sendiri . Oleh karna itu,  permasalahan ini diangkat, yakni keterkaitan akhlak islam dengan ilmu yang berdasarkan Al-Quran dan Hadits.

B.     RUMUSAN MASALAH
Untuk mempermudah pembahasan, dalam makalah ini dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.      Apa pengertian akhlak?
2.      Apa landasan hukum tentang akhlak?
3.      Apa saja ruang lingkup ajaran akhlak?
4.      Apa saja kegunaan mempelajari akhlak?
5.      Berapa dan berapa pembagian akhlak?
6.      Apa aspek-aspek yang mempengaruhi akhlak?
7.      Apa karakteristik ajaran akhlak dalam dunia sains?
8.      Bagaimana hubungan akhlak dengan keadilan dan sains modern?
Permasalahan di atas akan menjadi sasaran pembahasan makalah ini, dengan harapan pembahasan yang kami lakukan menjadi terarah.


C.    TUJUAN MAKALAH
Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui pengertian akhlak
2.      Untuk mengetahui landasan hukum tentang akhlak
3.      Untuk mengetahui ruang lingkup ajaran akhlak
4.      Untuk mengetahui kegunaan mempelajari akhlak
5.      Untuk mengetahui Pembagian akhlak
6.      Untuk mengetahui aspek-aspek yang mempengaruhi akhlak
7.      Untuk mengetahui karakteristik ajaran akhlak dalam dunia sains
8.      Untuk mengetahui hubungan akhlak dengan keadilan dan sains modern












BAB II
AKHLAK

A.    PENGERTIAN AKHLAK
Secara bahasa, pengertian akhlak diambil dalam bahasa arab yang berarti:
1)      Perangai, tabiat, adat (diambil dari kata dasar khuluqun).
2)      Kejadian, buatan, ciptaan (diambil dari kata khalqun)
Secara etimologis akhlak adalah:
1)      Ibn Maskawaih dalam bukunya Tahdzib Al-Akhlaq, beliau mendefenisikan akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa terlebih dahulu melalui pemikiran dan pertimbangan.
2)      Imam Ghazali dalam kitabnya Ihya ‘Ulumuddin menyatakan bahwa akhlak adalah gambaran tingkah laku dalam jiwa yang dari padanya lahir perbuatan-perbuatannya dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Dari dua defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu perbuatan atau sikap dapat dikategorikan akhlak apabila memenuhi kriteria berikut ini:
1)      Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang sehingga telah terjadi kepribadiannya.
2)      Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah tanpa pemikiran.
3)      Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya tanpa paksaan atau tekanan dari luar.
4)      Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya, bukan main-main, atau karena sandiwara.



B.     LANDASAN HUKUM TENTANG AKHLAK
1.      Al-Quran

Artinya: Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri. (QS. An-nisa: 36)
Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.(QS. Ali-Imron: 104)

2.      Hadits
عن عبد الله بن عمرو رضي الله عنهما قال : لم يكن النبي صلى الله عليه وسلم فَاحِشاً وَلاَ مُتَفَحِّشاً وَكَانَ يَقُوْلُ : إِنَّ مِنْ خِيَارُكُمْ أَحْسَنُكُمْ أًخْلاَقاً )رواه البخاري(
Artinya: Dari Abdullah bin Amru  berkata: Nabi  tidak pernah berbuat keji sendiri tidak pula berbuat keji kepada orang lain. Beliau bersabda: “Sesungguhnya termasuk sebaik-baik kalian adalah yang paling baik akhlaknya” (HR. Bukhari)

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال : سئل رسول الله صلى الله عليه وسلم عن أكثر ما يدخل الناس الجنة؟ فقال : تقوى الله وحسن الخلق، وسئل عن أكثر ما يدخل الناس النار؟ فقال : الفم والفرج. رواه الترمذي وابن حبان في صحيحه والبيهقي في الزهد وغيره، وقال الترمذي: حديث حسن صحيح غريب.
Artinya: “Abu Hurairah r.a berkata: Rasulullah saw ditanya tentang hal yang paling banyak memasukan manusia ke dalam surga? Rasulullah saw menjawab: Taqwa kepada Allah, akhlak yang baik. Kemudian Rasulullah SAW ditanya kembali tentang hal yang paling banyak memasukan manusia kedalam neraka? Rasulullah saw menjawab: mulut dan farji’ (kemaluan). (HR. Tirmidzi dan Ibnu Hiban dalam sahihnya dan Baihaqi dalam Bab zuhud dan selainnya, dan Tirmidzi berkata: hadis ini hasan sahih gharib)

 وعن عبد الله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما : قال :لَمْ يَكُنْ رَسولُ اللَّه صلى الله عليه وسلم فَاحِشا ، وَلا مُتَفَحِّشا ، وكان يقول : إِنَّ مِنْ خِيَارِكم أَحْسَنُكُمْ أَخْلاقا. )رواه البخاري ، ومسلم ، والترمذي(
Artinya: “Dari Abdullah bin ‘Amr bin Ash r.a berkata: Tidaklah Rasulullah itu orang yang keji dan tidak pula orang yang berkata keji. Dan beliau bersabda: Sesungguhnya yang paling baik di antara kalian adalah orang yang paling di antara kalian akhlaknya.” (HR. Bukhari, Muslim, Tirmizdi)

C.    RUANG LINGKUP AJARAN AKHLAK
Ruang lingkup ajaran akhlak adalah sama dengan ruang lingkup ajaran islam itu sendiri, khususnya berkaitan dengan pola hubungan.
Akhlak terhadap Allah
Akhlak terhadap Allah adalah yang dapat diartikan sebagi sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada Tuhan sebagai khaliq. Abuddin Nata menyebutkan sekurang-kurangnya ada empat alasan mengapa manusia perlu berakhlak kepada Allah, yaitu:
a)      Karena Allah menciptakan manusia
b)      Allah telah memberikan perlengkapan panca indera
c)      Allah telah mnyediakan bahan dan sarana yang diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia, seperti udara, air dan lainnya.
d)     Allah telah memuliakan manusia dengan diberikannya kemampuan menguasai daratan dan lautan.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk berakhlak kepada Allah dan kegiatan menanamkan nilai-nilai akhlak kepada Allah yang sesungguhnya akan membentuk pendidikan keagamaan. Diantara nilai-nilai ketuhanan yang sangat mendasar adalah:
a)      Iman. Yaitu, sikap batin yang penuh kepercayaan kepada tuhan. Jadi, tidak hanya cukup dengan kata percaya. Namun, harus terus meningkat menjadi sikap mempercayai tuhan dan menaruh kepercayaan kepada-Nya.
b)      Ihsan. Yaitu, kesadaran yang sedalam-dalamnya bahwa Allah senantiasa hadir atau bersama manusia dimanapun manusia berada. Berkaitan dengan ini dan karena menginsafi bahwa allah selalu mengawasi manusia, maka manusia harus berbuat, berlaku dan bertindak menjalankan sesuatu dengan sebaik mungkin dan penuh rasa tangguh jawab, tidak hanya sekedarnya saja.
c)      Takwa. Yaitu, sikap yang sadar penuh bahwa Allah selalu mengawasi manusia. Kemudian, manusia selalu berusaha untuk melakukan sesuatu yang diridhai Allah, dengan menjauhi atau menjaga diri dari hal-hal yang tidak diridhai Allah. Taqwa inilah yang mendasari budi pekerta luhur (akhlakul karimah).
d)     Ikhlas. Yaitu, sikap murni dalam tingkah laku dan perbuatan, semata-mata demi memperoleh keridahaan Allah dan bebas dari pamrih lahir dan batin.
e)      Tawakkal. Yaitu, sikap senantiasa bersandar kepada Allah dengan penuh harapan kepada-Nya dan  berkeyakinan bahwa Dia akan menolong manusia dalam mencari dan menemukan jalan yang terbaik.
f)       Syukur. Yaitu, sikap penuh rasa terima kasih dan pengahargaan atas semua nikmat yang tak terbilang banyaknya yang dianugerahkan oleh Allah kepada manusia.
g)      Sabar. Yaitu, sikap tabah menhadapi segala kepahitan hidup, besar dan kecil, lahir dan batin dan lainnya.

Akhlak terhadap sesama manusia
Nilai-nilai akhlak terhadap sesama manusia yang patut sekali untuk dilakukan, antara lain:


a)      Silaturrahmi
b)      Persaudaraan (ukhuwah)
c)      Persamaan(al-musawah)
d)     Adil
e)      Baik sangka
f)       Rendah hati
g)      Tepat janji
h)      Lapang dada
i)        Dapat dipercaya
j)        Perwira
k)      Hemat
l)        Dermawan



Akhlak Terhadap Lingkungan
Lingkungan di sini meliputi segala sesuatu yang di sekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda tak bernyawa.
            Pada dasarnya akhlak yang diajarkan Al-Quran terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi manusia dengan sesamanya dan terhadap alam. Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, serta bimbingan.
            Binatang, tumbuhan, benda-benda yang tak bernyawa semuanya diciptakan oleh Allah dan menjadi milik-Nya, serta semuanya ketergantungan kepada-Nya. Keyakinan ini mengantarkan seorang muslim untuk menyadari bahwa semuanya adalah umat tuhan yang harus diperlakukan secara wajar dan baik.
            Dari uraian di atas memperhatikan bahwa akhlak dalam islam sangat komprehensif, menyeluruh dan mencakup berbagai makhluk yang diciptakan tuhan. Hal yang demikian dilakukan secara fungsional, karena seluruh makhluk tersebut satu sama lain saling membutuhkan. Punah dan rusaknya salah satu bagian dari makhluk tuhan akan berdampak negatif bagi makhluk lainnya.[6]

D.    KEGUNAAN MEMPELAJARI AKHLAK
Suatu ilmu dipelajari karena ada kegunaannya. Oleh karena itu, mempelajari ilmu akhlak akan membuahkan hikmah yang besar bagi yang mempelajarinya, antara lain:
Kemajuan rohani
Seseorang dapat membedakan mana perbuatan baik dan buruk. Sesorang akan selalu berusaha memlihara diri agar senantiasa berada si garis akhlak yang mulia, dan menjauhi segala bentuk tindakan yang tercela yang dimurkai oleh Allah.

Penuntun kebaikan
Bukan hanya sekedar memberitahu mana yg baik dan buruk, melainkan juga mempengaruhi dan mendorong manusia supaya membentuk hidup yang lurus dengan melakukan kebaikan yang mendatangkan manfaat bagi sesama manusia.
Kebutuhan primer dalam keluarga
Akhlak merupakan faktor mutlak dalam menegakkan kelaurga sejahtera. Keluarga yang tidak dibina dengan tonggak akhlak yang baik, tidak akan bahagia, sekalipun bergelimang kekayaan. Keharmonisan keluarga terlahir dari akhlak yang luhur.
Kerukunan antar tetangga
Untuk membina kerukunan antar tetangga diperlukan pergaulan yang baik, dengan jalan mengindahkan kode etik bertetangga.

E.     PEMBAGIAN AKHLAK
Akhlak yang Baik (Akhlaqul Karimah)
a)      Bersifat sabar
Kesabaran dapat di bagi menjadi empat kategori yaitu: Pertama, sabar menanggung beratnya melaksanakan kewajiban. Kedua, sabar menanggung musibah atau cobaan. Ketiga, sabar menahan penganiayaan dari orang. Keempat, sabar menanggung kemiskinan.
a)      Bersifat benar (istiqamah)
b)      Memelihara amanah
c)      Bersifat kasih sayang
d)     Bersifat hemat (harta benda, tenaga, waktu)
e)      Bersifat kuat (Al-Quwwah): kuat fisik, jiwa, dan akal
f)       Bersifat malu
g)      Memelihara kesucian diri (Al-‘Ifafah)
h)      Bersifat berani
i)        Bersifat adil
j)        Menepati  janji

Akhlak yang Tidak Baik/ Tercela (Akhlaqul Madzmumah)
a)      Sifat dengki
b)      Sifat iri hati
c)      Sifat angkuh (sombong)
d)     Sifat riya
e)      Mengambil harta anak yatim, kecuali untuk keperluan anak itu sendiri
f)       Berkata kasar terhadap ibu-bapaknya atau menghardiknya
g)      Mengurangkan timbangan
h)      Berzina
i)        Membunuh



Akhlak yang terpuji menyebabkan munculnya rasa saling mencintai dan saling menyayangi. Sedangkan akhlak tercela menjadikan sling benci, hasud, dan permusuhan. Laksana biji yang baik akan menghasilkan panen yang baik.[8]

F.     ASPEK-ASPEK YANG MEMPENGARUHI AKHLAK
1.      Tingkah laku manusia
Sikap seseorang boleh jadi tidak digambarkan dalam perbuatan atau tidak tercermin dalam perilaku sehari-hari tapi adanya kontradiksi antara sikap dan tingkah laku.
Fitrah manusia selalu untuk berbuat baik (hanif). Seseoarang itu di nilai berdosa karena pelanggaran-pelanggaran yang dilakukannya, seperti pelanggaran terhadap akhlakul karimah, melanggar fitrah manusia, melanggar aturan agama dan adat istiadat.
2.      Insting dan Naluri
Dalam ilmu akhlak ,insting berarti akal pikiran. Akal dapat memperkuat akidah, namun harus ditopengi ilmu ,amal, dan takwa pada Allah.
Naluri merupakan asa tingkah laku perbuatan manusia. Naluri dapat diartikan sebagai kemauan tak sadar yang dapat melahirkan perbuatan mencapai tujuan tanpa berfikir kearah tujuan dan tanpa dipengaruhi oleh latihan berbuat.
Selain itu, banyak insting yang mendorong perilaku perbuatan yang menjurus kepada akhlaqul karimah maupun akhlaqul madzmumah, tergantung  yang mengendalikannya.

3.      Nafsu
Nafsu berasal dari bahasa Arab, yaitu, nafsun yang artinya niat. Nafsu ialah keinginan hati yang kuat. Nafsu merupakan kumpulan dari kekuatan amanah dan syahwat yang ada pada manusia. Menurut Kartini Kartono nafsu ialah dorongan batin yang sangat kuat,memili kecenderungan yang sangat hebat sehingga dapat menggangu  keseimbangan fisik. Nafsu dapat menyingkirkan semua pertimbangan akal, memengaruhi peringatan hati nurani dan menyingkirkan hasrat baik yang lainnya.
Nafsu merupakan salah satu potensi yang diciptakan Allah dalam diri manusia hingga ia dapat hidup,bersemangat,dan lebih kreatif. Nafsu sangat penting bagi kehidupan manusia. Hanya saja mengingat tabiat nafsu itu berkecenderungan untuk mencari kesenangan, lupa diri, bermalas-malasan yang membawa kesesatan dan tidak pernah merasa puas, maka manusia harus dapat mengendalikannya agar tidak membawa kepada kejahatan.
Manusia yang tidak berkepribadian selalu mengikuti nafsunya tanpa pertimbangan kemanusiaannya, yang dijadikan pedoman ialah  kepuasannya. Nafsu yang sudah menjadi-jadi sehingga bukan lagi manusia yang menguasainya melainkan nafsulah yang menguasai manusia itu.
4.      Adat dan Kebiasaan.
            Adat menurut bahasa (etimologi) ialah aturan yang lazim diikuti sejak dahulu. Adat adalah suatu pandangan hidup yang mempunyai ketentuan-ketentuan yang objektif , kokoh dan benar serta mengandung nilai mendidik yang besar terhadap seseorang dalam masyarakat.
            Kebiasaan adalah rangkain perbuatan yang dilakukan dengan sendirinya , tetapi masih di pengaruhi oleh akal pikiran. Pada permulaan sangat dipengaruhi oleh pikiran. Tetapi makin lama pengaruh pikiran itu makin berkurang  karena sering kali dilakukan. Kebiasaan merupakan kualitas kejiwaan, keadaan yang tetap, sehingga memudahkan pelaksanaan perbuatan. Lingkungan yang baik mendukung kebiasaan yang baik pula. Lingkungan dapat mengubah  kepribadian seseorang. lingkungan yang tidak baik dapat menolak adanya disiplin dan pendidikan.kebiasaan buruk mendorong kepada hal-hal yang lebih rendah, yaitu kembali kepada adat kebiasaan primitif. Seseorang yang hidupnya dikatakan modern,tetapi lingkungan bersifat primitif bisa merubah kepada hal yang primitif.  Kebiasaan itu bisa timbul  karena ada dala diri pribadi seseorang itu yang dibawah sejak lahir. Kebiasaan yang sudah melekat pada diri seseorang sukar untuk dihilangkan, tetapi jika ada dorongan yang kuat dalam dirinya untuk menghilangkannya,tetapi jika ada dorongan yang kuat dalam dirinya untuk menghilangkan, ia dapat mengubahnya.
5.      Kehendak dan Takdir
Kehendak menurut bahasa (etimologi) ialah kemauan, keinginan, dan harapan yang keras. Kehendak yaitu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu yang merupakan kekuatan dari dalam hati, bertautan dengan pikiran perasaan.
Kehendak mempunyai dua macam perbuatan , yaitu:
a)      Perbuatan yang menjadi pendorong, yakni kadang-kadang mendorong kekuatan manusia  supaya berbuat sepaerti, membaca,menulis,mengarang,dll
b)      Perbuatan menjadi penolak, yaitu terkadang mencegah perbuatan tersebut seperti, melarang berkata atau berbuat.
Kehendak bukanlah sesuatu kekuatan, tetapi merupakan tempat penerapan seluruh kekuatan. Allah menciptakan dengan kehendak. Oleh karena itu, apa yang disebut dengan kehendak dalam diri, pada hakikatnya adalah suatu kekuatan Allah.
Takdir yaitu ketetapan Allah, apa yang sudah ditetapkan Allah sebelumnya  atau nasib manusia. Secara bahasa takdir ialah ketentuan jiwa, yaitu suatu peraturan  tertentu yang telah dibuat Allah baik aspek struktual  maupun aspek fungsionalnya untuk segala yang ada dalam alam semesta yang maujud ini.[9]
Garis takdir itu ghaib bagi manusia, tak seorang pun yangmengetahui takdir yang telah ditentukan Allah  bagi dirinya, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi atas dirinya esok.





G.    KARAKTERISTIK AJARAN AKHLAK DALAM DUNIA SAINS
Karakteristik akhlaqul karimah adalah suatu karakter yang harus dimiliki oleh seorang muslim dengan berdasarkan Al-Quran dan Hadits dalam berbagai ilmu, kebudayaan, pendidikan, sosial, ekonomi, kesehatan, politik pekerjaan, disiplin ilmu dan berbagai macam ilmu khusus.[10]
Jadi, karakateristik ajaran akhlaqul karimah tidak terlepas dari berbagai bidang disiplin ilmu keislaman. Bidang-bidang tersebut sebagai berikut:
1)      Akhlak bidang ilmu dan kebudayaan
Karakteristik ajaran akhlaqul karimah dalam bidang kebudayaan merupakan penjelmaan (manifestasi) akal dan rasa manusia. Ini berarti manusialah yang menciptakan kebudayaan.
Karakteristik dalam ajaran akhlaqul karimah dalam bidang budaya, mengajarkan kepada seorang mukmin yang shaleh atau seorang mukmin yang sungguh-sungguh dalam menjalankan syariat islam untuk melaksanakan kebudayaan dan menggali dari sumber-sumber islam secara kaffah.
Pada surah Al-‘Alaq: 1-5) terdapat kata iqro’ diulang dua kali. Kata tersebut menurut A.Baiquni, berarti membaca dalam arti biasa, menelaah, mengobservasi, membandingkan, mengukur, mendeskripsikan, menganalisis, dan menyimpulkan secara deduktif.
Dari uraian ini maka karakteristik ajaran akhlaqul karimah dalam bidang ilmu dan kebudayaan bersifat terbuka, akomodatif, tetapi juga selektif.
2)      Akhlak bidang sosial
Ilmu sosial adalah ilmu yang berhubungan dengan masyarakat atau lingkungan sekitarnya. Karakteristik ajaran akhlaqul karimah di bidang ini termasuk yang paling menonjol, karena seluruh bidang ajaran akhlaqul karimah dalam bidang sosial ditujuakn untuk mensejahterakan manusia. Namun, secara khusus dalam bidang sosial ini akhlak islam menjunjung tinggi sifat tolong-menolong, saling menasehati, kesetiakawanan, tenggang rasa dan kebersamaan.
3)      Akhlak bidang ekonomi
Karakteristik akhlaqul karimah dalam sistem ekonomi islam merupakan kebebasan terhadap pemilikan harta kekayaan, nilai keseimbangan, dan nilai keadilan merupakan kebulatan nilai yang tidak dapat dipisahkan.
4)      Akhlak bidang kesehatan
Karakteristik ajaran akhlaqul karimah mewajibkan memelihara kesehatan dengan cara: mengajak dan menganjurkan orang lain untuk menjaga kebersihan dan lingkungan, merawat kesehatan dengan berolahraga, segera mengobati jika jatuh sakit, dan lain-lain.
            Karakteristik ajaran akhlaqul karimah tentang kesehatan berpedoman pada prinsip pencegahan lebih baik dari pada mengobati.
5)      Akhlak bidang politik
Politik adalah pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan, seperti, tata cara pemerintahan dan lain-lain. Karakteristik ajaran akhlaqul karimah dalam bidang politik sperti mentaati pemimpin yang benar, musyawarah dan lain-lain.
6)      Akhlak bidang sains modern
Sains modern adalah suatu sikap taat terhadap peraturan suatu bidang ilmu yang tersusun secara sistematis untuk meciptakan berbagai macam ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
            Karakteristik ajaran akhlaqul karimah mengenai sains modern sangat dibutuhkan, sebab menerapkan sains modern pada seseorang, membuat seseorang tersebut tetap berpegang teguh pada peraturan dan takkan tergoyangkan akidahnya. Sebagai ajaran yang berkenaan dengan berbagai bidang kehidupan, karakteristik ajaran akhlaqul karimah tampil sebagai sebuah disiplin ilmu, yaitu ilmu akhlaqul karimah.

H.    HUBUNGAN AKHLAK DENGAN SAINS MODERN DAN KEADILAN
1)      Hubungan Akhlak dengan Sains Modern
Hubungan akhlak dengan sains modern didasarkan atas kulminasi dari sains-sains tradisional dan modern. Sains modern merupakan bidang ilmu yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu yang dapat digunakan untuk menenangkan segala bidang ilmu pengetahuan. [11]
2)      Hubungan akhlak dengan keadilan
Akhlak dan berbuat adil sangat erat hubungannya, akhlak yang baik mampu berbuat adil, akhlak buruk terjadi penyimpangan hak dan keadilan. Keduanya saling berhubungan dan tarik menarik, tidak bisa dilepaskan antara satu dengan lainnya.
Allah mengingatkan hambanya untuk selalu berbuat kebajikan dan keadilan, karena berbuat keadilan itu mendekatkan diri kepada taqwa. Manusia sebagai khalifah di bumi, wajib menerapkan konsep akhlak dan keadilan dalam kehidupannya sehari-hari. Intinya, dalam setiap tingkah laku dan perbuatan manusia harus mengacu kepada tuntunan Allah dan Rasul-Nya.


BAB III
SIMPULAN

Suatu perbuatan atau sikap dapat dikategorikan akhlak apabila memenuhi kriteria berikut ini:
1)      Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang sehingga telah terjadi kepribadiannya.
2)      Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah tanpa pemikiran.
3)      Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya tanpa paksaan atau tekanan dari luar.
4)      Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya, bukan main-main, atau karena sandiwara.




Makalah Psikologi Kepribadian
BAB I
PENDAHULUAN

Seandainya dalam semua segi, setiap orang sama seperti kebanyakan atau bahkan semua orang lain, kita bisa tahu apa yang diperbuat seseorang dalam situasi tertentu berdasarkan pengalaman diri kita sendiri. Kenyataannya, dalam banyak segi, setiap orang adalah unik, khas. Akibatnya yang lebih sering terjadi adalah kita mengalami salah paham dengan teman di kampus, sejawat di kantor tetangga atau bahkan dengan suami/istri dan anak-anak dirumah. Kita terkejut oleh tindakan di luar batas yang dilakukan oleh seseorang yang biasa dikenal alim dan saleh, dan masih banyak lagi.
Memang manusia didunia diciptakan beragam bentuk, sifat, watak dan tingkahlakunya. Karena tiap-tiap kepribadian adalah unik, maka sukar sekali dibuat gambaran yang umum tentang kepribadian. Yang dapat kita lakukan adalah mencoba mengenal seseorang dengan mengetahui struktur kepribadiannya. Struktur kepribadian ini dapat diketahui melalui pemeriksaan terhadap sejarah hidup, cita-cita, dan persoalan-persoalan yang dihadapi seseorang


Oleh karena itu, kita membutuhkan sejenis kerangka acuan untuk memahami dan menjelaskan tingkah laku diri sendiri dan orang lain.kita harus memahami defenisi dari kepribadian itu, bagaimana kepribadan itu terbentuk. Selain itu kita membutuhkan teori-teori tentang tingkah laku, teori tentang kepribadian agar tembentuk suatu kepribadian yang baik. Sehingga gangguan-gangguan yang biasa muncul pada kepribadian setiap individu dapat dihindari.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi Kepribadian
Kata “kepribadian” (personality) sesungguhnya sesungguhnya berasal dari kata latin: pesona. Pada mulanya kata personaini menunjuk pada topeng yang biasa digunakan oleh pemain sandiwara di zaman romawi dalam memainkan perannya. Lambat laun, kata persona (personality) berubah menjai satu istilah yang mengacu pada gambaran sosial tertentu yang diterima oleh individu dari kelompok masyarakat, kemudian individu tersebut diharapkan bertingkah laku berdasarkan atau sesuai dengan gambaran sosial yang diterimanya.
Kepribadian (Allport, 1971) adalah organisasi-organisasi dinamis dari sistem-sistem psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik/khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Karena tiap-tiap kepribadian adalah unik, maka sukar sekali dibuat gambaran yang umum tentang kepribadian. Yang dapat kita lakukan adalah mencoba mengenal seseorang dengan mengetahui struktur kepribadiannya. Struktur kepribadian ini dapat diketahui melalui pemeriksaan terhadap sejarah hidup, cita-cita, dan persoalan-persoalan yang dihadapi seseorang.

B. Pembentukan Kepribadian
Mengenai pengalaman-pengalaman yang ikut membentuk kepribadian, kita dapat membedakannya dalam dua golongan :
1. Pengalaman yang umum, yaitu yang dialami oleh tiap-tiap individu dalam kebudayaan tertentu. Pengalaman ini erat hubungannya dengan fungsi dan peranan seseorang dalam masyarakat. Misalnya, sebagai laki-laki atau wanita seseorang mempunyai hak dan kewajiban tertentu. Beberapa dari peran itu dipilih sendiri oleh orang yang bersangkutan tetapi masih tetap terikat pada norma-norma masyarakat, misalnya jabatan atau pekerjaan. Meskipun demikian, kepribadian seseorang tidak dapat sepenuhnya diramalkan atau dikenali hanya berdasarkan pengetahuan tentang struktur kebudayaan dimana orang itu hidup. Hal ini disebabkan karena :
a. Pengaruh kebudayaan terhadap seseorang tidaklah sama karena medianya (orang tua, saudara, media massa dan lain-lain) tidaklah sama pula pada setiap orang. Setiap orang tua atau media massa mempunyai pandangan dan pendapatnya sendiri sehingga orang-orang yang menerima pandangan dan pendapat yang berbeda-beda itu akan berbeda-beda pula pendiriannya.
b. Tiap individu mempunyai pengalaman-pengalaman yang khusus, yang terjadi pada dirinya sendiri.
2. Pengalaman yang khusus, yaitu yang khusus dialami individu sendiri. Pengalaman ini tidak tergantung pada status dan peran orang yang bersangkutan dalam masyarakat.
Pengalaman-pengalaman yang umum maupun yang khusus di atas memberi pengaruh yang berbeda-beda pada tiap individu-individu itu pun merencanakan pengalaman-pengalaman tersebut secara berbeda-beda pula sampai akhirnya ia membentuk dalam dirinya suatu stuktur kepribadian yang tetap (permanen). Proses integrasi pengalaman-pengalaman ke dalam kepribadian yang makin lama makin dewasa, disebut proses pembentukan identitas diri.

C. Teori-Teori Kepribadian
Ada empat teori kepribadian utama yang satu sama lain tentu saja berbeda, yakni teori kepribadian psikoanalisis, teori-teori sifat (trait), teori kepribadian behaviorisme, dan teori psikoligi kognitif.
1. Teori Kepribadian Psikoanalisis
Dalam mencoba mamahami sistem kepribadian manusia, Freud membangun model kepribadian yang saling berhubungan dan menimbulkan ketegangan satu sama lain. Konflik dasar dari tiga sistem kepribadian tersebut menciptakan energi psikis individu. Energi dasar ini menjadi kebutuhan instink individu yang menuntut pemuasan. Tiga sistem tersebut adalah id, ego, dan superego.
Id bekerja menggunakan prinsip kesenangan, mencari pemuasan segera impuls biologis; ego mematuhi prinsip realita, menunda pemuasan sampai bisa dicapai dengan cara yang diterima masyarakat, dan superego (hati nurani;suara hati) memiliki standar moral pada individu. Jadi jelaslah bahwa dalam teori psikoanalisis Freud, ego harus menghadapi konflik antara id ( yang berisi naluri seksual dan agresif yang selalu minta disalurkan) dan super ego (yang berisi larangan yang menghambat naluri-naluri itu). Selanjutnya ego masih harus mempertimbangkan realitas di dunia luar sebelum menampilkan perilaku tertentu.
Namun, bagi Erikson meskipun ia mengakui adanya id, ego, dan superego, menurutnya, yang terpenting bukannya dorongan seks dan bukan pula koflik antara id dan superego. Bagi Erikson, manusia adalah makhluk rasional yang pikiran, perasaan, dan perilakunya dikendalikan oleh ego. Jadi ego itu aktif, bukan pasif seperti pada teori freud, dan merupakan unsur utama dari kepribadian yang lebih banyak dipengarihi oleh faktor sosial daripada dorongan seksual.

2. Teori-Teori Sifat (Trait Theories)
Teori sifat ini dikenal sebagai teori-teori tipe (type theories) yang menekankan aspek kepribadian yang bersifat relatif stabil atau menetap. Tepatnya, teori-teori ini menyatakan bahwa manusia memiliki sifat atau sifat-sifat tertentu, yakni pola kecenderungan untuk bertingkah laku dengan cara tertentu. Sifat-sifat yang stabil ini menyebabkan manusia bertingkah laku relatif tetap dari situasi ke situasi.
Allport membedakan antara sifat umum (general trait) dan kecenderungan pribadi (personal disposition). Sifat umum adalah dimensi sifat yang dapat membandingkan individu satu sama lainnya. Kecenderungan pribadi dimaksudkan sebagai pola atau konfigurasi unik sifat-sifat yang ada dalam diri individu. Dua orang mungkin sama-sama jujur, namun berbeda dalam hal kejujuran berkaitan dengan sifat lain. Orang pertama, karena peka terhadap perasaan orang lain, kadang-kadang menceritakan “kebohongan putih” bagi orang ini, kepekaan sensitivitas adalah lebih tinggi dari kejujuran. Adapun orang orang kedua menilai kejujuran lebih tinggi, dan mengatakan apa adanya walaupun hal itu melukai orang lain. Orang mungkin pula memilki sifat yang sama, tetapi dengan motif berbeda. Seseorang mungkin berhati-hati karena ia takut terhadap pendapat orang lain, dan orang lain mungkin hati-hati karena mengekspresikan kebutuhannya untuk mempertahankan keteraturan hidup.
Termasuk dalam teori-teori sifat berikutnya adalah teori-teori dari Willim Sheldom. Teori Sheldom sering digolongkan sebagai teori topologi. Meskipun demikian ia sebenarnya menolak pengotakkan menurut tipe ini. Menurutnya, manusia tidak dapat digolongkan dalam tipe ini atau tipe itu. Akan tetapi, setidak-tidaknya seseorang memiliki tiga komponen fisik yang berbeda menurut derajat dan tingkatannya masing-masing. Kombinasi ketiga komponen ini menimbulkan berbagai kemungkinan tipe fisik yang disebutnya sebagai somatotipe. Menurut Sheldom ada tiga komponen atau dimensi temperamental adalah sebagai berikut :
a. Viscerotonia. Individu yang memiliki nilai viscerotonia yang tinggi, memiliki sifat-sifat, antara lain suka makan enak, pengejar kenikmatan, tenang toleran, lamban, santai, pandai bergaul.
b. Somatotonia. Individu dengan sifat somatotonia yang tinggi memiliki sifat-sifat seperti berpetualang dan berani mengambil resiko yang tinggi, membutuhkan aktivitas fisik yang menantang, agresif, kurang peka dengan perasaan orang lain, cenderung menguasai dan membuat gaduh.
c. Cerebretonia. Pribadi yang mempunyai nilai cerebretonia dikatakan bersifat tertutup dan senang menyendiri, tidak menyukai keramaian dan takut kepada orang lain, serta memiliki kesadaran diri yang tinggi. Bila sedang di rundung masalah, Ia memiliki reaksi yang cepat dan sulit tidur.

3. Teori Kepribadian Behaviorisme
Menurut Skinner, individu adalah organisme yang memperoleh perbendaharaan tingkah lakunya melalui belajar. Dia bukanlah agen penyebab tingkah laku, melainkan tempat kedudukan atau suatu poin yang faktor-faktor lingkungan dan bawaan yang khas secara bersama-sama menghasilkan akibat (tingkah laku) yang khas pula pada individu tersebut.
Selanjutnya, Skinner telah menguraikan sejumlah teknik yang digunakan untuk mengontrol perilaku. Tekhnik tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
1) Pengekangan fisik (psycal restraints)
Misalnya, beberapa dari kita menutup mulut untuk menghindari diri dari menertawakan kesalahan orang lain. Orang kadang-kadang melakukannya dengan bentuk lain, seperti berjalan menjauhi seseorang yang tealh menghina ita agar tidak kehilangan kontrol dan menyerang orang tersebut secara fisik.
2) Bantuan fisik (physical aids)
Misalnya, pengendara truk meminum obat perangsang agar tidak mengatuk saat menempuh perjalanan jauh. Bantuan fisik bisa juga digunakan untuk memudahkan perilaku tertentu, yang bisa dilihat pada orang yang memiliki masalah penglihatan dengan cara memakai kacamata.
3) Mengubah kondisi stimulus (changing the stimulus conditions)
Misalnya, orang yang berkelebihan berat badan menyisihkan sekotak permen dari hadapannya sehingga dapat mengekang diri sendiri.
4) Memanipulasi kondisi emosional (manipulating emotional conditions)
Misalnya, beberapa orang menggunakan tekhnik meditasi untuk mengatasi stess.
5) Melakukan respons-respons lain (performing alternativeresponses)
Misalnya, untuk menahan diri agar tidak menyerang orang yang sangat tidak kita sukai, kita mungkin melakukan tindakan yang tidak berhubungan dengan pendapat kita tentang mereka.
6) Menguatkan diri secara positif (positif self-reinforcement)
Misalnya, seorang pelajar menghadiahi diri sendiri karena telah belajar keras dan dapat mengerjakan ujian dengan baik, dengan menonton film yang bagus.
7) Menghukum diri sendiri (self punishment)
Misalnya, seorang mahasiswa menghukum dirinya sendiri karena gagal melakukan ujian dengan baik dengan cara menyendiri dan belajar kembali dengan giat.
4. Teori Psikologi Kognitif
Menurut para ahli, teori psikologi kognitif dapat dikatakan berawal dari pandangan psikologi Gestalt. Mereka berpendapat bahwa dalam memersepsi lingkungannya, manusia tidak sekadar mengandalkan diri pada apa yang diterima dari penginderaannya, tetapi masukan dari pengindraan itu, diatur, saling dihubungkan dan diorganisasikan untuk diberi makna, dan selanjutnya dijadikan awal dari suatu perilaku.
Pandangan teori kognitif menyatakan bahwa organisasi kepribadian manusia tidak lain adalah elemen-elemen kesadaran yang satu sama lain saling terkait dalam lapangan kesadaran (kognisi). Dalam teori ini, unsur psikis dan fisik tidak dipisahkan lagi, karena keduanya termasuk dalam kognisi manusia. Bahkan, dengan teori ini dimungkinkan juga faktor-faktor diluar diri dimasukkan (diwakili) dalam lapangan psikologis atau lapangan kesadaran seseorang.

D. Tipe-Tipe Kepribadian
Pada dasarnya setisp orang memiliki kepribadian yang berbeda satu sama lain. Penelitian tentang kepribadian manusia dilakukan para ahli sejak dulu kala. Kita mengenal Hippocrates dan Galenus yang mengemukakan bahwa manusia bisa dibagi menjadi empat golongan menurut keadaan zat cair yang ada dalam tubuhnya.
1) Melancholicus (melankolisi), yaitu orang-orang yang banyak empedu hitamnya, sehingga orang-orang dengan tipe ini selalu bersikap murung atau muram, pesimistis dan selalu menaruh rasa curiga.
2) Sanguinicus (sanguinisi), yakni orang-orang yang banyak darahnya, sehingga orang-orang tipe ini selalu menunjukkan wajah berseri-seri, periang atau selalu gembira, dan bersikap optimistis.
3) Flegmaticus (flegmatisi), yaitu orang-orang yang banyak lendirnya. Orang-orang seperti ini sifatnya lamban dan pemalas, wajahnya selalu pucat, pesimis, pembawaannya tenang, pendiriannya tidak mudah berubah.
4) Cholericus (kolerisi), yakni yang banyak empedu kuningnya. Orang bertipe ini bertubuh besar dan kuat, namun penaik darah dan sukar mengendalikan diri, sifatnya garang dan agresif.
C.G. Jung, seorang ahli penyakit jiwa dari Swiss, membuat pembagian tipe manusia dengan cara lain lagi. Ia menyatakan bahwa perhaian manusia tertuju pada dua arah, yakni keluar dirinya yang disebut extrovert, dan kedalam dirinya yang disebut introvert. Jadi, menurut jung tipe manusia bisa dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu :
1) Tipe extrovert, yaitu orang-orang yang perhatiannya lebih diarahkan keluar dirinya, kepada orang-orang lain dan kepada masyarakat.
2) Tipe introvert, orang-orang yang perhatiannya lebih mengarah pada dirinya.
Orang yang tergolong tipe extrovert mempunyai sifat-sifat: berhati terbuka, lancar dalam pergaulan, ramah, penggembira, kontak dengan lingkungan besar sekali. Mereka mudah memegaruhi dan mudah pula dipengaruhi oleh lingkungannya. Adapun orang-orang yang tergolong introvert memiliki sifat-sifat : kurang pandai bergaul, pendiam, sukar diselami batinnya, suka mnyendiri, bahkan sering takut kepada orang lain.
Kretschmer, ahli penyakit jiwa berkebangsaan Jerman, mengemukakan adanya hubungan yang erat antara tipe tubuh dengan sifat dan wataknya. Ia memebagi manusia dalam empat golongan menurut tipe atau bentuk tubuhnya masing-masing, yaitu berikut ini :
1) Atletis, dengan ciri-ciri tubuh: besar, berotot kuat, kekar dan tegap, berdada lebar.
2) Astenis, dengan ciri-ciri: tinggi, kurus, tidak kuat, bahu sempit, lengan, dan kaki kecil.
3) Piknis, dengan ciri-ciri: bulat, gemuk, pendek, muka bulat, leher pejal.
4) Displastis, merupakan bentuk tubuh campuran dari ketiga tipe diatas.
Tipe watak orang yang berbentuk atletis dan astenis adalah schizothim, yang menurut Kretschmer mempunyai sifat-sifat, antara lain : sulit bergaul, mempunyai kebiasaan yang tetap, sukar menyesuaikan diri dengan situasi baru, kelihatan sombong, egoistis dan bersifat ingin berkuasa, kadang-kadang optimis, kadang pula pesimis, selalu berpikir terlebih dahulu masak-masak sebelum bertindak.
Lain halnya dengan orang yang memiliki bentuk tubuh piknis, atau tipe wataknya sering disebut siklithim. Sifat orang-orang ini adalah mudah bergaul, suka humor, mudah berubah-ubah stemming-nya, mudah menyesuaikan diri dengan situasi yang baru, lekas memaafkan kesalahan orang lain, tetapi kurang setia, dan tidak konsekuen.

E. Pengukuran-Pengukuran Kepribadian
Sifat kepribadian biasa diukur melalui angka rata-rata pelaporan dari (self-report)kuesioner kepribadian (untuk sifat khusus) atau penelusuran kepribadian seutuhnya (personality inventory, serangkaian instrumen yang menyingkap sejumlah sifat). Ada beberapa macam cara untuk mengukur atau menyelidiki kepribadian. Berikut ini adalah beberapa diantaranya :
1. Observasi Direct
Observasi direk berbeda dengan observasi biasa. Observasi direk mempunyai sasaran yang khusus , sedangkan observasi biasa mengamati seluruh tingkah laku subjek. Observasi direk memilih situasi tertentu, yaitu saat dapat diperkirakan munculnya indikator dari ciri-ciri yang hendak diteliti, sedangkan observasi biasa mungkin tidak merencanakan untuk memilih waktu.
Observasi direct diadakan dalam situasi terkontrol, dapat diulang atau dapat dibuat replikasinya. Misalnya, pada saat berpidato, sibuk bekerja, dan sebagainya.Ada tiga tipe metode dalam observasi direk yaitu:
a. Time Sampling Method
Dalam time sampling method, tiap-tiap subjek diselidiki pada periode waktu tertentu. Hal yang diobservasi mungkin sekadar muncul tidaknya respons, atau aspek tertentu.
b. Incident Sampling Method
Dalam incident sampling method, sampling dipilih dari berbagai tingkah laku dalam berbagai situasi. Laporan observasinya mungkin berupa catatan-catatan dari Ibu tentang anaknya, khusus pada waktu menangis, pada waktu mogok makan, dan sebgainya. Dalam pencatatan tersebut hal-hal yang menjadi perhatian adalah tentang intensitasnya, lamanya, juga tentang efek-efek berikut setelah respons.
c. Metode Buku Harian Terkontrol
Metode ini dilakukan dengan cara mencatat dalam buku harian tentang tingkah laku yang khusus hendak diselidiki oleh yang bersangkutan sendiri. Misalnya mengadakan observasi sendiri pada waktu sedang marah. Syarat penggunaan metode ini, antara lain, bahwa peneliti adalah orang dewasa yang cukup inteligen dan lebih jauh lagi adalah benar-benar ada pengabdian pada perkembangan ilmu pengetahuan.
2. Wawancara (Interview)
Menilai kepribadian dengan wawancara (interview) berarti mengadakan tatap muka dan berbicara dari hati ke hati dengan orang yang dinilai. Dalam psikologi kepribadian, orang mulai mengembangkan dua jenis wawancara, yakni:
a. Stress interview
Stress interview digunakan untuk mengetahui sejauh mana seseorang dapat bertahan terhadap hal-hal yang dapat mengganggu emosinya dan juga untuk mengetahui seberapa lama seseorang dapat kembali menyeimbangkan emosinya setelah tekanan-tekanan ditiadakan. Interviewer ditugaskan untuk mengerjakan sesuatu yang mudah, kemudian dilanjutkan dengan sesuatu yang lebih sukar.


b. Exhaustive Interview
Exhaustive Interview merupakan cara interview yang berlangsung sangat lama; diselenggarakn non-stop. Cara ini biasa digunakan untuk meneliti para tersangka dibidang kriminal dan sebagai pemeriksaan taraf ketiga.

3. Tes proyektif
Cara lain untuk mengatur atau menilai kepribadian adalah dengan menggunakan tes proyektif. Orang yang dinilai akan memprediksikan dirinya melalui gambar atau hal-hal lain yang dilakukannya. Tes proyektif pada dasarnya memberi peluang kepada testee (orang yang dites) untuk memberikan makna atau arti atas hal yang disajikan; tidak ada pemaknaan yang dianggap benar atau salah.
Jika kepada subjek diberikan tugas yang menunut penggunaan imajinasi, kita dapat menganalisis hasil fantasinya untuk menguur cara dia merasa dan berpikir. Jika melakukan kegiatan yang bebas, orang cenderung menunjukkan dirinya, memantulkan (proyeksi) kepribadiannya untuk melakukan tugas yang kreatif. Jenis yang termasuk tes proyektif adalah:
a. Tes Rorschach
Tes yang dikembangkan oleh seorang dkter psikiatrik Swiss, Hermann Rorschach, pada tahun 1920-an, terdiri atas sepuluh kartu yang masing-masing menampilkan bercak tintan yang agak kompleks. Sebagian bercak itu berwarna; sebagian lagi hitam putih. Kartu-kartu tersebut diperlihatkan kepada mereka yang mengalami percobaan dalam urutan yang sama. Mereka ditugaskan untuk menceritakan hal apa yang dilihatnya tergambar dalam noda-noda tinta itu. Meskipun noda-noda itu secara objektif sama bagi semua peserta, jawaban yang mereka berikan berbeda satu sama lain. Ini menunjukkan bahwa mereka yang mengalami percobaan itu memproyeksikan sesuatu dalam noda-noda itu. Analisis dari sifat jawaban yang diberikan peserta itu memberikan petunjuk mengenai susunan kepribadiannya.
b. Tes Apersepsi Tematik (Thematic Apperception Test/TAT)
Tes apersepsi tematik atau Thematic Apperception Test (TAT), dikembangkan di Harvard University oleh Hendry Murray pada tahun 1930-an. TAT mempergunakan suatu seri gambar-gambar. Sebagian adalah reproduksi lukisan-lukisan, sebagian lagi kelihatan sebagai ilustrasi buku atau majalah. Para peserta diminta mengarang sebuah cerita mengena tiap-tiap gambar yang diperlihatkan kepadanya. Mereka diminta membuat sebuah cerita mengenai latar belakang dari kejadian yang menghasilkan adegan pada setiap gambar, mengenai pikiran dan perasaan yang dialami oleh orang-orang didalam gambar itu, dan bagaimana episode itu akan berakhir. Dalam menganalisis respon terhadap kartu TAT, ahli psikologi melihat tema yang berulang yang bisa mengungkapkan kebutuhan, motif, atau karakteristik cara seseorang melakukan hubungan antarpribadinya.
4. Inventori Kepribadian
Inventori kepribadian adalah kuesioner yang mendorong individu untuk melaporkan reaksi atau perasaannya dalam situasi tertentu. Kuesioner ini mirip wawancara terstruktur dan ia menanyakan pertanyaan yang sama untuk setiap orang, dan jawaban biasanya diberikan dalam bentuk yang mudah dinilai, seringkali dengan bantuan komputer. Menurut Atkinson dan kawan-kawan, investori kepribadian mungkin dirancang untuk menilai dimensi tunggal kepribadian (misalnya, tingkat kecemasan) atau beberapa sifat kepribadian secara keseluruhan. Investori kepribadian yang terkenal dan banyak digunakan untuk menilai kepribadian seseorang ialah: (a) Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI), (b) Rorced-Choice Inventories, dan (c) Humm-Wadsworth Temperament Scale (H-W Temperament Scale).
a. Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI)
MMPI terdiri atas kira-kira 550 pernyataan tentag sikap, reaksi emosional, gejala fisik dan psikologis, serta pengalaman masa lalu. Subjek menjawab tiap pertanyaan dengan menjawab “benar”, “salah”, atau “tidak dapat mengatakan”.
b. Rorced-Choice Inventories
Rorced-Choice Inventories atau Inventori Pilihan-Paksa termasuk klasifikasi tes yang volunter. Suatu tes dikatakan volunter bila subjek dapat memilih pilihan yang lebih disukai, dan tahu bahwa semua pilihan itu benar, tidak ada yang salah (Muhadjir,1992). Subjek, dalam hal ini, diminta memilih pilihan yang lebih disukai, lebih sesuai, lebih cocok dengan minatnya, sikapnya, atau pandangan hidupnya.


c. Humm-Wadsworth Temperament Scale (H-W Temperament Scale)
H-W Temperament Scale dikembangkan dari teori kepribadian Rosanoff (Muhadjir, 1992). Menurut teori ini, kepribadian memiliki enam komponen, yang lebih banyak bertolak dari keragaman abnomal, yaitu:
1) Schizoid Autistik, mempunyai tendensi tak konsisten, berpikirnya lebih mengarah pada khayalan.
2) Schizoid Paranoid, mempunyai tendensi tak konsisten, dengan angan bahwa dirinya penting.
3) Cycloid Manik, emosinya tidak stabil dengan semangat berkobar.
4) Cycloid Depress, emosinya tak stabil dengan retardasi dan pesimisme.
5) Hysteroid, ketunaan watak berbatasan dengan tendensi kriminal.
6) Epileptoid, dengan antusiasme dan aspirasi yang bergerak terus.
H-W Temperament Scale tersusun dalam sejumlah item yang berfungsi untuk memilahkan kelompok yang patologik dari kelompok penderita hysteroid, misalnya, diasumsikan memiliki mental kriminal.

F. Gangguan Kepribadian
Gangguan kepribadian adalah suatu proses perkembangan yang timbul pada masa kanak-kanak, masa remaja, dan berlanjut pada masa dewasa. Keadaan ini merupakan pola perilaku yang tertanam dalam dan berlangsung lama, muncul sebagai respon yang kaku terhadap rentangan situasi pribadi dan sosial yang luas. Penggolongan atau klasifikasi gangguan kepribadian bermacam-macam, yaitu:
a. Kepribadian Paranoid
Kepribadian paranoid adalah gangguan kepribadian dengan sifat curiga yang menonjol. Orang lain selalu dilihat sebagai agressor, ingin merugikan, ingin menyakiti, ingin mencelakai, membahayakan, dan sebagainya, sehingga ia bersikap sebagai pemberontak untuk mempertahankan harga dirinya. Penderita umumnya ditinggalkan teman-temannya dan mendapatkan banyak musuh. Gangguan kepribadian paranoid dibagi dua, yaitu:
- Kepribadian yang mudah tersinggung, bereaksi terhadap pengalaman sehari-hari secara berlebihan dengan rasa menyerah dan rendah diri, serta cenderung menyalahkan orang lain tentang pengalamannya itu.
- Kepribadian yang lebih agresif, kasar, serta sangat peka terhadap apa yang dianggap haknya. Cepat tersinggun bila haknya dilanggar dan sangat gigih dalam mempertahankan haknya tersebut.
Persamaan kedua kelompok tersebut adalah sifat curiga yang berlebihan, cepat merasakan bahwa sesuatu itu tertuju pada dirinya dan adanya negatif, serta mudah sekali tersinggung.
b. Kepribadian Afektif/Siklotim
Ciri utama dari kepribadian siklotim adalah keadaan perasaan dan emosinya yang berubah-ubah antara depresi dan euforia.
c. Kepribadian Skizoid
Sifat-sifat kepribadian ini adalah pemalu, perasa, pendiam, suka menyendiri, menghindari kontak sosial dengan orang lain. Ciri utamanya adalah cara menyesuaikan diri dan mempertahankan diri ditempuh dengan menarik diri, mengasingkan diri, dan juga sering berperilaku aneh (ekstrinsik). Pemikirannya autistik (hidup dalam dunianya sendiri), melamun berlebihan, dan ketidamampuan menyatakan rasa permusuhan.
d. Kepribadian Eksplosif
Ciri utama tipe ini adalah diperlihatkannya sifat tertentu yang lain dari perilakunya sehari-hari, yaitu ledakan-ledakan amarah dan agresivitas, sebagai reaksi terhadap stres yang dialaminya (walaupun mungkin stresnya sangat kecil). Segera sesudah itu biasanya ia menyesali perbuatannya.
e. Kepribadian Anankastik
Ciri utama tipe kepribadian ini adalah perfeksionisme dan keteraturan, kaku, pemalu, disertai dengan pengawasan diri yang tinggi. Orangnya tdak kompromis serta sangat patuh (bahkan berlebihan) pada nora-norma, etika, dan moral. Orang dengan kepribadian ini sering terlambat unutk menikah, karena tuntutannya terlalu tinggi dan takut/ragu-ragu dalam mengambil keputusan.

f. Kepribadian Histerik
Ciri utama kepribadian ini adalah sombong, egosentrik, tidak sabilnya emosi, suka menarik perhatian denga afek yang labil, sering berdusta dan menunjukkan pseudologika fantastika (menceritakan secara luas, terperinci, dan kelihatan masuk akal padahal tanpa dasar fakta atau data. Ia dapat menyatakan perasaannya secara tepat dan sering disertai dengan gerakan badaniah dalam berkomunikasi.
g. Kepribadian Astenik
Ciri utamanya hidup tidak bergairah, lemas, lesu, letih, lemah, tak ada tenaga sepanjang kehidupannya. Orangnya tidak tahan terhadap stres hidup yang normal dalam kehidupan sehari-hari. Vitalitas dan emosionalitasnya sangat rendah. Terdapat abulia atau kurang kemauan dan anhedonia (kurang mampu menikmati sesuatu).
h. Kepribadian Anti Sosial
Ciri utamanya ialah bahwa perilakunya selalu menimbulkan konflik dengan ornag lain atau lingkungannya. Tidak loyal pada kelompok dan norma-norma sosial, tidak toleran terhadap kekecewaan atau frustasi, selalu menyalahkan ornag lain dengan rasionalisasi. Ia egosentris, idka bertangung jawab, impulsif, agrsif, kebal terhadap rasa sakit, dan idak mampu belajar dari pengalaman ataupun hukuman yang diberikan.
i. Kepribadian Pasif-Agresif
Tipe ini dibagi menjadi dua, yaitu:
- Kepribadian pasif dependen, orang dengan tipe kepribadian ini selalu berpikir, merasa, dan bertindak bahwa kebutuhannya akan ketergantungannya itu dapat dipenuhi scara menakjubkan.
- Kepribadian pasif agresif, orang dengan tipe ini merasa bahwa kebutuhan akan ketergantungan tidak pernah terpenuhi. Ia menunjukkan penangguhan dan sikap keras agar diterima dengan murah hati apa yang diharapkannya degan sangat. Tipe kepribadian ini ditandai dengan sifat pasif dan agresif. Agresifitas dapat dinyatakan secara pasif dengan cara bermuka masam, malas, menyabot, dan keras kepala. Perilaku ini merupakan pencerminan dari rasa permusuhan yang dinyatakan secara tertutup, atau rasa tidak puas terhadap seseorang/sesuatu yang kepadanya ia sangat menggantungkan dirinya.
j. Kepribadian Inadequat
Ciri utama tipe ini adalah ketidakmampuannya secara terus menerus atau berulang-ulang untuk memenuhi harapan atau tuntutan teman atau sebayanya atau kenalannya. Baik dalam respon emosional, intelektual, sosial, maupun fisik. Penderta sendiri tidak merasakan sebagai bebean karena dianggapnya wajar dan harus diterima sebagaimana adanya. Orang dengan tipe ini biasanya juga empunyai kehidupan yang tak terprogram, tidak mampu melaksanakan tugas, serta tidak mau dipaksa untuk melakukan sesuatu.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kepribadian setiap individu berbeda satu sama lain. Untuk mengetahui kepribadian seseorang kita perlu mempelajari struktur kepribadiannya. Ada beberapa hal yang mempengaruhi pembentukan kepribadian yaitu pengetahuan umum dan pengetahuan khusus. Sehingga terbentuklah beberapa jenis kepribadian unik dari setiap individu. Penggolongan ini ada yang berdasarkan faktor eksternal dan internal.
Individu yang tidak dapat menghadapi masalah pribadi dan sosial yang timbul saat ia masih kanak-kanak sampai dewasa dapat menimbulkan gangguan kepribadian. Oleh kerena itu sejak dini kepribadian harus dibentuk dengan baik sehingga tidak mengalami gangguan kepribadian pada masing-masing individu.


DAFTAR PUSTAKA


Sobur, Alex, Drs, M.Si. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Sarwono, Sarlito Wirawan, Dr. 2000. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: PT Bulan Bintang.
Baihaqi, MIF, Drs, M.Si, dkk. 2005. Psikiatri Konsep Dasar dan Gangguan-Gangguan. Bandung: PT Refika Aditam







MAKALAH KARAKTER
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Setiap manusia memiliki karakter yang berbeda-beda, perbedaan karakter itulah yang mencerminkan kepribadian antara persoanal satu dengan personal lainya. Karakter manusia dapat terbentuk melalui faktor keturunan ( genetika ) dan juga dapat terbentuk akibat pengaruh lingkungan , seperti lingkungan keluarga. Karakter sangat erat kaitanya dalam mengklasifikasikan keragaman kecakapan antar personal.
RUMUSAN MASALAH
       Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai batasan dalam pembahasan bab isi. Beberapa masalah tersebut antaralain : a. Apa pengertian karakter b. Bagaimana jenis-jenis karakter c. Bagaimana membentuk  karakter  dalam membangun kecakapan antar personal

TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan makalah ini sebagai berikut
Untuk mengetahui apa itu  karakter
Untuk mengetahui contoh  karakter
Untuk mengetahui bagaimana membangun karakter sehingga mampu membentuk  kecakapan antar personal yang baik.






BAB II
PEMBAHSAN

2.1. PENGERTIAN KARAKTER
Menurut Wikipedia Indonesia
Karakter atau watak adalah sifat batin yang memengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang dimiliki manusia atau makhluk hidup lainnya.
Menurut Para Ahli
Dalam kehidupan sehari – hari, kita sering kali menyamakan istilah karakter dengan watak, sifat, atau pun kepribadian. Padahal, jika ditelisik lebih lanjut, arti kata karakter dengan watak atau pun sifat tidaklah sama.Lantas apa sih arti kata karakter itu? Pada dasarnya karakter merupakan akumulasi dari sifat, watak, dan juga kepribadian seseorang. Selain pengertian ini, ada banyak sekali pengertian kata karakter yang diungkapkan oleh para ahli seperti beberapa contohnya adalah sebagai berikut :
Maxwell
Menurut Maxwell, karakter jauh lebih baik dari sekedar perkataan. Lebih dari itu, karakter merupakan sebuah pilihan yang menentukan tingkat kesuksesan.
Wyne
Menurut Wyne, karakter menandai bagaimana cara atau pun teknis untuk memfoukuskan penerapan nilai kebaikan ke dalam tindakan atau pun tingkah laku.
Kamisa
Menurut Kamisa, pengertian karakter adalah sifat – sifat kejiwaan, akhlak, dan budi pekerti yang dapat membuat seseorang terlihat berbeda dari orang lain. Berkarakter dapat diartikan memiliki watak dan juga kepribadian.


Doni Kusuma
Menurut Doni Kusuma, karakter merupakan ciri, gaya, sifat, atau pun katakeristik diri seseorang yang berasal dari bentukan atau pun tempaan yang didapatkan dari lingkungan sekitarnya.
W. B. Saunders
Menurut W. B. Saunders, karakter merupakan sifat nyata dan berbeda yang ditunjukkan oleh individu. Karakter dapat dilihat dari berbagai macam atribut yang ada dalam pola tingkah laku individu.
Gulo W.
Menurut Gulo W. Pengertian karakter adalah kepribadian yang dilihat dari titik tolak etis atau pun moral (seperti contohnya kejujuran seseorang). Karakter biasanya memiliki hubungan dengan sifat – sifat yang relatif tetap.
Alwisol
Menurut Alwisol, karakter merupakan penggambaran tingkah laku yang dilaksanakan dengan menonjolkan nilai (benar – salah, baik – buruk) secara implisit atau pun ekspilisit. Karakter berbeda dengan kepribadian yang sama sekali tidak menyangkut nilai – nilai.
Opini penyusun
Kararkter hampir sama dengan kepribadian  yang tergabung dalam pemikiran, perkataan, dan perbuatanYang melekat pada individu yang secara khas dapat dikenali dan di ingat.
2.2. JENIS-JENIS KARAKTER
      Berikut jenis-jenis karakter menurut beberapa ahli
Karakter menurut Enneagram(Oscar Ichazo dan Claudio Naranjo)
Enneagram adalah salah satu jenis psikotes yang banyak digunakan. Enneagram dikembangkan oleh Oscar Ichazo dan Claudio Naranjo pada tahun 1950-an. Berikut ini jenis-jenisnya

Reformer ( perfeksionis )
Orang yang berkarakter reformer memiliki sifat yang sangat rasional dan sangat idealis . sangat suka akan keteraturan dan cenderung taat pada aturan. Dia memiliki jiwa yang kuat untuk menentukan mana yang benar dan mana yang salah . dia sangat ingit merubah dan memperbaiki pola-pola yang salah dalam orang lain. Terkadang bahkan terlalu kritis dan terlalu perfeksionis. Biasanya bekerja dalam bidang pendidikan atau pemerintahan.
Giver /helper (penolong)
Orang yang berkarakter giver memiliki sifat yang sangat peduli kepada sesama ,berhati lembut, tulus, ikhlas, dan empati kepada orang lain . dia rela mengorbankan waktu bahkan hartanya untuk membantu orang lain. Biasanya dia justru malu untuk mengatakan kebutuhanya atau meminta tolong kepada orang lain meskipun sudah pernah ia tolong. Terkadang bahkan terlalu senstimentil(membawa perasaam). Biasanya orang yang seperti ini datan dari golongan mapan atau bahkan relawan.
Achiever /motivator/perfomer
Orang yang berkarakter achiver selalu berorientasi pada prestasi. Biasanya memiliki sifat energil, bersemangat, percaya diri, punya ambisi untuk maju, dan memikirkan orang lain yang memikirkannya. Bahkan terkadang gila kerja dan sangat pantang menyerah . walaupun gagal, dia mencobanya lagi dan lagi sampai berhasil. Biasanya orang yang berkarakter seperti ini cocok menjadi pengusaha atau atlet.
Romantic /artist/individualist
Orang yang berkarakter romantic memiliki sifat sensitif , kreatif, mampu mengekpresikan diri , penyendiri, dan memiliki jiwa seni yang tinggi. Bahkan terkadang menjadi sangat penyendiri dan tertutup dengan siapapun . dia kurang nyaman saat bertemu dengan orang lain. Orang yang bertipe seperti ini biasanya cocok menjadi seniman.
Observer /thinker/investigator
Orang yang berkarakter observer memiliki sifat sangat penasaran,mampu berkonsentrasi, bahkan dengan hal yang sangat rumit, memiliki cara pandang yang berbeda, mandiri , inovatif, dan inventif(mampu menciptakan sesuatu ) secar fisik , ia memiliki otak cerebal yang kuat. Dia bahkan terkadang terlalu asyik dengan konsep dan gagasannya sendiri . juga seringkali suka menyendiri . orang yang berkarakter seperti ini cocok menjadi investigtor(detektif) atau penemu.

Loyalist
Orang yang berkarakter loyalist memiliki sifat sangat bertanggung jawab , pekerja keras,lebih suka cari aman, kurang inovatif, kurang percaya diri, tidak bisa mengambil keputusan, dan pesismis. Terkadang bahkan terlalu pesimis dan takut akan perubahan. Karakter seperti ini biasanya takut berinovasi sehingga lebih cocok bekerja di sektor formal atau menjadi asisten.
Generalist
Karakter generlist memiliki sifat bersemangat , terbuka, suka kesibukan, berjiwa spontan, selalu optimis, sangat suka hal baru, dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Namun ia terkadang kurang disiplin,kurang bersabar,dan kurang fokus. Karakter yang seperti ini cocok menjadi petualang, fotografer,atau menjadi pembawa acara petualangan.
Challenger
Karakter ini memiliki sifat suka memimpin, berani menghadapi tantangan, melindungi pengikutnya, suka memerintah, bicara langsung ke inti, percaya diri dan dominan. Terkadang bahkan ia manjadi terlalu egois, terlalu mendominasi, merasa harus mengendalikaan semuanya, dan tempramen(mudah marah) . orang yang berkarakter challenger cocok menjadi pemimpin.
Peacemaker
Orang yang berkarakter peacemaker memiliki sifat suka melerai, suka perdamaian, penyabar, menghindari konflik, tidak suka berselisih, bisa mempercayai orang lain, easygoing, dan toleran. Karakter seperti ini juga cukup kreatif dan optimis. Namun juga terkadang keras kepala.
Karakter menurut Carl Jung
Carl jung adalah seorang dokter psikologi dari swiss. Dia membedakan karakter  menjadi tiga yaitu inrtovert, ambivert, dan ekstroper. Disini juga tidak ada karakter yang terbaik dan terburuk. Berikut adalah karakter menurut carl jung
Introvert
Introvert adalah karakter yang cenderung berfokus pada dunia di dalam pikiran manusia. Orang introvert hanya bersenang-senang dengan dunianya sendiri dan tertutup dengaan orang lain. Lebih suka berpikir kritis , namun tidak pernah menyuarakan pikiranya tersebut.sifat yang dimiliki karakter introvert adalah penyendiri, pemalu, suka berpikir, lebih suka bekerja sendirian, suka berimajinasi, susah bergaul, dan jarang bercerita. Orang introvert lebih suka berinteraksi hanya dengan satu orang. Ketika ada satu orang lagi datang, dia diam dan mereka berdua tetap berbicara. Meski begitu, mereka biasanya sangat aktif di internet. Internet seolah menjadi anugerah bagi introvet. Karakter seperti ini biasanya akan menjadi enterpreuner yang hebat atau bahkan menjadi inovator.
Ambivert
Ambivert adalah karakter yang berada diantara introvert dan ekstrovert maksudnya adalah oran itu bisa menjadi ekstrovert dan juga bisa berubah menjadi introvert. Sehingga orang tersebut telah fleksibel dalam berkreatifitas jika kepribadianya ini bisa dikelola dengan baik, dia juga mampu berkomunikasi baik dengan orang introvert maupun ekstrovert . ada juga yang sering mengatakan ambivert adalah orang yang berkarakter ganda
Ekstrovert
Ekstrovert adalah kepribadian yang berfokus dengan dunia luar. Kepribadian ini tentu berlawanan dengan introvert yang cenderung tertutup. Orang berkepribadian ekstrovert sangat mudah berkomunikasi dengan orang lain dan mudah pula untuk bergaul. Tindakannya lebih banyak daripada berpikir. Dia juga lebih suka keramaian ketimbang tempat yang sunyi. Sifat yang dimiliki antara lain aktif, percaya diri (bahkan berlebihan), suka bekerja kelompok, supel (gampang bergaul), senang beraktifitas, lebih suka bercerita daripada diceritakan, dan bertindak dulu baru berpikir.
Karakter menurut Hippocrates
Hippocrates adalah seorang filsuf Yunani Kuno. Dia membedakan kepribadian menjadi empat yaitu sanguin, koleris, melankolis, dan plegmatis. Pembedaan tersebut didasarkan pemikiran Hippocrates akan unsur. Dia mengatakan bahwa alam semesta ini terdiri dari empat unsur dasar yaitu tanah, air, udara, dan api dengan sifat kering, basah, dingin, dan panas. Berikut adalah penjelasan kepribadian manusia menurut Hippocrates. Tidak ada kepribadian yang terbaik maupun terburuk.
Sanguin

Sanguin adalah kepribadian manusia dengan sifat suka bicara, sangat mudah bergaul, suka mengikuti trend, suka membesar-besarkan suatu hal, suara/tawa yang kadang berlebihan, mudah mengikuti suatu kelompok, sering terlambat, pelupa, sedikit kekanak-kanakan, egois, dan susah konsentrasi. Biasanya orang yang bertipe sanguin akan terlihat mencolok dibandingkan anggota kelompok yang lain, meskipun ia bukan pemimpin kelompok tersebut.

Koleris
Koleris adalah kepribadian manusia dengan sifat suka mempimpin, bisa membuat keputusan, dinamis, berkemaian keras, keras kepala, tidak sabaran, mudah emosi, suka pertentangan, bekerja keras, suka kebebasan, sulit mengalah, suka memerintah, produktif, suka kerja efisien, dan memiliki visi ke depan yang bagus. Orang yang berkepribadian koleris akan menjadi pemimpin dalam kelompoknya. Jika misalnya dalam kelompok tersebut sudah ada pemimpin, maka dia akan berani menentang pemimpin tersebut atau pergi membuat kelompok baru.
Melankolis
Melankolis adalah kepribadian manusia dengan sifat analitis, sensitif, mau mengorbankan diri, pendendam, selalu melihat masalah dari sisi negatif, kurang bisa bergaul (bersosialisasi), tidak suka perhatian, hemat, perfeksionis, artistik, serius, sangat memperhatikan orang lain, kurang mampu menyatakan pendapat, dan lebih fokus pada cara dibandingkan tujuan. Internet adalah anugerah baginya, karena dari sanalah dia bisa mengatakan semua hal secara bebas (meskipun kadang kelewatan). Biasanya orang-orang seperti ini akan menjadi entrepreneur yang hebat.
Plegmatis

Plegmatis adalah kepribadian manusia dengan sifat mudah bergaul, penyabar, selalu berusaha mencari jalan pintas, simpatik, sangat suka keteraturan, memiliki selera humor yang tinggi namun sarkatik (bersifat mengejek/menyinggung), kurang antusias pada hal baru, suka menunda, tidak suka dipaksa, lebih suka menonton daripada ikut terlibat, dan keras kepala. Orang dengan kepribadian seperti ini seringkali disalahartikan sebagai psikopat.
2.3. MEMBANGUN KARAKTER YANG BAIK
Bicara mengenai tata nilai, pada kondisi dewasa ini kita selalu mendewakan masalah uang, materi, dan masalah duniawi sehingga timbul situasi menyedihkan yang seakan-akan menggambarkan bahawa semuanya bisa dibeli. Kita bisa membeli apa saja, termasuk pangkat, jabatan, kedudukan, gelar kesarjanaan, dan lain-lain.
Antonim Scalia (seorang hakim tinggi di Amerika) membuat kata bijak tentang karakter. Beliau mengatakan bahwa:
“The only thing in the world not for slae is character.”
Artinya: satu-atunya yang tidak dapat dibeli di muka bumi ini adalah karakter.Jelas kalau karakter itu tidak dapat dibeli, padahal sangat penting dan diperlakukan dalam menentukan arah dan tujuan hidup kita, kita harus menumbuhkembangkannya sendiri melalui pendidikan, pengalaman, percobaan, pengorbanan, dan pengaruh lingkungan. Semua dilandasi dengan kesadaran dan kemauan kuat untuk mengembangkannya.
Character building is a never ending process; sejak didalam kandungan ibu    sampai ahirnya kita meninggal semestinya kita selalu melakukan pembangunan karakter.
Dalam pembangunan akarakter, paling tidak ada empat koridor yang perlu dilakukan, yaitu:
Internalisasi tata nilai
Menyadari mana yang boleh dan mana yang tidak boleh (The does and the don’ts)
Membentuk kebiasaan (habit forming), dan
Menjadi teladan (Role model) sebagai pribadi berkarakter.
Puisi Law of The Harvest ( Hukum Panen)
Mari temukan dan bangun karakter dengan cara membangun karakter dalam diri kita yang memang sudah ada sejak kita dilahirkan. Karakter adalah hasil dari kebiasaan yang kita tumbuh kembangkan. Untuk membangun karakter yang perlu kita lakukan adalah membentuk kebiasaan (habits forming) yang berarti kita harus menanamkan pada diri kita kebiasaan-kebiasaan yang baik.
Karakter itu perlu dengan sengaja dibangun, dibentuk, ditempa, dan dikembangkan serta dimantapkan. Empat koridor membangun karakter ini sangat sesuai dengan acuan yang dituliskan oleh Samuel Smiles dalam puisinya yang berjudul:

Law of The Harvest
Sow a thought
Reap an action
Sow an action
Reap a habit
Sow a habit
Reap a character
Sow a character
Reap a Destiny
Hukum Panen
Tanamlah pemikiran
Kamu akan menuai tindakan
Tanamlah tindakan
Kamu akan menuai kebiasaan
Tanamlah kebiasaan
Kamu akan menuai karakter
Tanamlah karakter
Kamu akan menuai nasibmu
Kita ketahui bahwa membangun karakter sangat dipengaruhi oleh lingkungan, baik lingkungan kecil, yakni dalam keluarga, dalam masyarakat, dan meluas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dan dalam kehidupan secara global. Apabila kita melihat pembangunan karakter yang merupakan proses tiada henti, maka dalam kehidupan kita dapat dibagi empat tahapan pembangunan akarakter, yaitu:
Pada usia dini, kita sebut sebagai tahap pembentukan
Pada usia remaja, kita sebut sebagai tahap pengembangan.
Pada usia dewasa, kita sebut sebagai usia pemantapan
Pada usia tua, kita sebut sebagai tahap pembijaksanaan.
Dalam pembentukan karakter, sangat diperlukan perhatian yang lebih pada pendidikan anak usia dini. Jadi pendidikan dasar khusunya usia dini pada anak sangat penting dan merupakan tonggak awal pembentukan karakter dari seseorang. Pendidikan yang baik dan benar di usia dini maka akan membentuk karakter yang baik pula nantinya ketika anak sudah dewasa. Orang tua harus benar-benar ikut andil dalam pembentukan karakter anak di usia dini ini.
Hati-hati, kondisi keluarga yang tidak harmonis dan sering mengalami broken dan diketahui anak ini juga berpengaruh terhadap karakter anak khusunya mental. Keluarga menjadi hal yang paling penting dalam membentuk karakter. Keluargalah yang harus melakukan transformasi tata nilai dalam khidupan anak. Jadi, mari membangun karakter dalam diri dan temukan kebaikan dalam kehidupan ini.
“Pohon tumbuh dari biji, sesungguhnya di dalam biji sudah ada pohon. Tinggal bagaimana kita menyemainya".

BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Setelah mengetahui apa pengertian karakter dari beberapa sumber, tentunya karakter mempunyai arti yang berbeda-beda dari berbagai sudut pandang. Namun pada dasarnya karakter memiliki makna yang sama yaitu kepribadian pada individu yang berbeda dengan individu yang lainya. Lalu setelah di kembangkan lebih lanjut karakter sangatlah beragam dan mempunyai ciri khas masing-masing. Kemudian setelah diuraikan satu per satu keberagaman karakter. maka dari itu tinggal bagaima mengembangkan karakter-karakter yang baik agar dapat menunjang komunikasi dengan baik antar individu, maka dengan itu akan terbentuklah kecakapan antar personal, yang dikembangkan dari berbagai aspek.salah satunya aspek karakter.

3.2. KRITIK DAN SARAN

  Karakter dapat terbentuk dari sebuah pengenalan yang baik. Dalam mengenalkan karakter yang baik hendaknya dapat dimulai dari runtunan terkekecil. Misalkan mengenalkan karakter yang baik dimulai dari lingkuangan kelluarga, pendidikan, hingga membuntuk karakter berbangsa dan negara yang baik.
Penulis dalam hal ini menyambut pembaca untuk memberi masukan ataupun kritik yang sipatnya membangun. Supay kedepannya penulis dapat menyusun makalah dengan lebih baik lagi.   
Akhirnya dari semua pembahasan ini kami sebagai penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amin..

DAFTAR PUSTAKA

wikkipedia indonesia
http://pengertiandefinisi.com
http://www.belajarkreatif.net
http://arie5758.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH PENDIDIKAN KARAKTER DAN TOLERANSI. KEL 6

  MAKALAH PENDIDIKAN KARAKTER DAN TOLERANSI Disusun oleh : kelompok 6                                                   ...