Minggu, 29 September 2019

MAKALAH PENDIDIKAN KARAKTER DAN TOLERANSI. KEL 6


 
MAKALAH

PENDIDIKAN KARAKTER DAN TOLERANSI



Disusun oleh : kelompok 6

                                                    Agata prisilia                                    1986206175                                              

Chandra wijaya jhon                      1986206023

Khairunnisa putri song                  1986206118

Merselina nyinaq                            1986206128

Suprihatin                                         1986206173

Maria savini                                      1986206016

Yefi alisa                                            1986206181

JURUSAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS WIDYAGAMA MAHAKAM SAMARINDA

SAMARINDA

2019



Kata Pengantar

Segala Puji bagi Allah SWT yang telah memberi kami kekuatan dan petunjuk untuk menyelesaikan tugas makalah ini. Tanpa pertolongan-nya kami sekelompok tidak akan bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Makalah ini disususn berdasarkan tugas dari proses pembelajaran yang telah dititipkan kepada kelompok kami.  Makalah ini disusun dengan menghadapi berbagai rintangan, namun dengan penuh kesabaran kami mencoba untuk menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini membahas tentang “PENDIDIKAN KARAKTER DAN TOLERANSi ”, yang akan dibahas dimakalah ini dipilih oleh Dosen pembimbing kami untuk kami pelajari lebih dalam. Butuh waktu yang cukup panjang untuk mendalami materi ini sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Kami selaku penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen pembimbing yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian makalah ini. Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi sesama mahasiswa dan pembaca, kami selaku penyusun mohon kritik dan sarannya Terimakasih.





Samarinda, 20 september 2019

Penyusun





Kelompok 6



















DAFTAR ISI

Kata pengantar

Daftar isi

BAB I Pendahuan

A.     Latar belakang

B.     Perumusan masalah

C.      Tujuan penelitian

D.     Manfaat atau kegunaan

E.      Daftar istilah

BAB II PEMBAHASAN

A.     Definisi pendidikan krakter

B.     Nilai – nilai dalam pendidikan krakter

C.      Tujuan, fungsi dan media pendidikan krakter

D.     Ruang lingkup pendidikan krakter

E.      Pentingnya pendidikan krakter terhadap pendidikan indonesia

F.      Implementasi pendidikan krakter dalam sekolah 

BAB III PENUTUP

A.     Kesimpulan

B.     Saran

Daftar pustaka























  BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

berlangsung secara terus menerus seiring dengan dinamika perubahan sosial

budaya masyarakat dari jaman  ke jaman.

Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (UU No. 20 tahun 2003).

Perkembangan dan perubahan masyarakat akan terus berlangsung mengikuti

perubahan jaman. Indonesia berada dalam tatanan kehidupan yang cukup kritis di

berbagai bidang, salah satunya yaitu bidang pendidikan. Kehidupan global yang

memaksa Indonesia untuk bersaing ketat di berbagai kemajuan pada bidang

IPTEK, disinilah pendidikan mempunyai peranan penting dalam kehidupan

masyarakat untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa.

Pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas namun juga

berkepribadian atau berkarakter sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa

yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa

serta agama.

Pendidikan karakter pada intinya membentuk bangsa yang teguh,

kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, toleran, berorientasi ilmu pengetahuan dan

tekhnologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

 Pusat kurikulum telah mengidentifikasi sejumlah nilai pembentuk karakter bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional.

Nilai-nilai karakter bangsa yang dikembangkan sekarang ini yaitu: nilai religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab (Narwati, 2011:29-30).

Menurunya nilai-nilai kepribadian bangsa dalam berbagai bidang di

masyarakat, harus diperlukan sebuah pendidikan yang menanamkan nilai-nilai

kepribadian bangsa kepada generasi muda. Pendidikan karakter merupakan

trobosan baru untuk meningkatkan moral atau karakter kepada generasi muda

yang nantinya akan meneruskan perjuangan bangsa. Pendidikan karakter adalah

sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan, maka diperlukan kepedulian

oleh berbagai pihak, baik pemerintah, masyarakat, keluarga dan lembaga

pendidikan. Pendidikan karakter dalam lembaga pendidikan sangat ideal,

khususnya dalam kehidupan sekolah. Sekolah dipandang sebagai tempat yang

strategis untuk membentuk karakter pendidik, peserta didik dan seluruh

komponen sekolah. Menurut Megawangi sebagaimana dikutip oleh Kesuma

(2013:5), seperti di bawah:

Pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkanya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkunganya.

Pendidikan karakter diharapkan dapat membangun kinerja budaya dan

religius dalam kehidupan bermasyarakat yang didalamnya bernaung insan-insan

yang berakhlak mulia, mengembangkan kecerdasan intelektual, emosional, dan

3 spiritual. Menurut Narwati (2011:29), “deskripsi karakter religius adalah sikap

dan perilaku patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran,

dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain”.

Karakter religius perlu ditanamkan dalam kehidupan dikarenakan rendahnya

moral terus-menerus terjadi pada generasi bangsa Indonesia dan nyaris membawa

kehancuran. Budaya korupsi yang seakan telah mengakar pada kehidupan bangsa

Indonesia mulai dari tingkat kampung hingga pejabat tinggi negara,

penyalahgunaan dan peredaran narkoba semakin menggurita. Ketidaktaatan

pelajar mematuhi ajaran agama, tidak jujur, dan berperilaku tidak menghormati

antar sesama maupun dengan guru. Tawuran antar pelajar dan berbagai kejahatan

yang telah menghilangkan rasa aman setiap warga, merupakan bukti nyata akan

buruknya moral generasi bangsa Indonesia.

Karakter religius diharapkan ada pada peserta didik, karena banyak siswa

sekarang ini yang kurang peduli terhadap ajaran agama yang disebabkan berbagai

hal. Tujuan pendidikan karakter yang berkaitan dengan mental dan sikap anak

didik dikelola dengan menanamkan nilai-nilai religius dan nilai tradisional yang

positif. Nilai itu perlu ditanamkan dengan intensitas yang sama pada semua mata

pelajaran. Penanaman karakter religius di kalangan peserta didik bisa dilakukan

dengan berbagai cara. Karakter religius pada siswa terletak pada pendidikan

keagamaan di sekolah. Manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhanan Yang

Maha Esa dan berakhlak mulia sebagai karsa sila pertama Pancasila tidak dapat

terwujud secara tiba-tiba. Manusia yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia

akan terbentuk melalui proses kehidupan, terutama melalui proses pendidikan,

4 khususnya kehidupan beragama serta pelajaran Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan. Proses pendidikan tersebut terjadi dan berlangsung seumur

hidup baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun di masyarakat.

Menyadari pentingnya karakter seseorang, maka banyak diterapkan dalam

pendidikan  di sekolah agar tertanam generasi bangsa yang berkarakter. Hal ini

dapat memupuk kemandirian anak didik dalam kehidupan sehari-hari sehingga

diharapkan penanaman pendidikan karakter lebih kondusif. Adapun suatu cara

untuk menanamkan perilaku dan keyakinan dalam diri anak adalah melalui

pembiasaan-pembiasaan serta menciptakan lingkungan yang mendukung anak

agar lebih bermoral. Penciptaan lingkungan tersebut dilakukan baik di sekolah

maupun dalam keluarga. Salah satu lembaga pendidikan sekolah yang peduli

terhadap penanaman karakter dalam bidang keagamaan adalah Madrasah

Tsa’nawiyah Negeri Surakarta 1. Madrasah Tsa’nawiyah Negeri Surakarta 1

mengoptimalkan penanaman karakter siswa melalui berbagai kegiatan keagamaan

diantaranya dengan melaksanakan progam pagi di bidang keagamaan sebelum

proses pembelajaran dimulai.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam

terhadap kegiatan-kegiatan pembinaan karakter religius di Madrasah Tsa’nawiyah

Negeri Surakarta 1 melalui Program Pagi Sekolah. Penulis berusaha meneliti

upaya yang telah dilakukan oleh sekolah dalam penanaman karakter religius.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk meneliti tentang

“Penanaman Pendidikan Karakter Religius melalui Program Pagi Sekolah di

Madrasah Tsa’nawiyah Negeri Surakarta 1”. 5

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan bagian terpenting yang harus ada dalam

penulisan karya ilmiah. Peneliti sebelum melakukan penelitian harus mengetahui

terlebih dahulu permasalahan yang ada agar pemecahannya akan terarah dan

terfokus. Berdasarkan latar belakang sebagaimana diuraikan di atas maka dapat

dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana penanaman pendidikan karakter religius pada siswa

2. Bagaimana kendala yang dihadapi dalam penanaman pendidikan karakter

3. Bagaimana solusi untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam penanaman

pendidikan karakter

















C. Tujuan Penelitian

Sebelum mengadakan penelitian, peneliti harus menentukan tujuan sebagai

tindakan  awal. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.            Definisi pendidikan krakter

2.            Nilai – nilai dalam pendidikan krakter

3.            Tujuan, fungsi dan media pendidikan krakter

4.            Ruang lingkup pendidikan krakter

5.            Pentingnya pendidikan krakter terhadap pendidikan indonesia

6.            Implementasi pendidikan krakter dalam sekolah 

D. Manfaat atau Kegunaan Penelitian

1. Manfaat atau kegunaan teoritis

a. Mendapatkan teori baru mengenai penanaman pendidikan karakter religius.

b. Sebagai dasar bagi penelitian berikutnya yang sejenis.

c. Sebagai wawasan pemikiran dalam rangka membantu penyelesaian masalah

mengenai pendidikan karakter religius.

2. Manfaat atau kegunaan praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran, sikap atau

perilaku pendidikan berkarakter khususnya dalam nilai religius.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai masukan tentang penanaman

pendidikan karakter religius dalam pelaksanaan dan pendidikan.

c. Hasil penelitian ini diharapakan memberikan informasi dan masukan yang

berguna bagi masyarakat pada umumnya, dan bagi guru, calon guru,

mahasiswa, serta pada peserta didik khususnya terhadap pendidikan karakter

religius melalui Program Pagi Sekolah.

E. Daftar Istilah

Penelitian ini ingin meneliti Penanaman Pendidikan Karakter

Religius. Berikut adalah beberapa daftar istilah tentang Penanaman Pendidikan Karakter Religius

melalui:

1. Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara (UU No 20 tahun 2003).

2. Karakter

Menurut Scerenko sebagaimana di kutip oleh Hariyanto (2011:42)

mendefinisikan bahwa karakter adalah sebagai atribut atau ciri-ciri yang

membentuk dan membedakan ciri pribadi, ciri etis, serta kompleksitas mental dari

seseorang, suatu kelompok atau bangsa.

3. Religius

Kepercayaan kepada Tuhan yang telah menciptakan alam beserta isinya.

4. Program Pagi Sekolah

Kegiatan rutin yang dilakukan setiap pagi sebelum proses pembelajaran

sekolah dimulai. Kegiatan tersebut yaitu melakukan jabat tangan setiap akan

memasuki lingkungan sekolah, mengawali dengan membaca Doa

sebelum proses pembelajaran dimulai.

5. Penanaman Pendidikan Karakter Religius

Pemberian atau penanaman nilai-nilai agama kepada para siswa melalui

Program Pagi Sekolah, guna menjadikan anak didik lebih beriman kepada Allah

SWT dan menghormati serta menghargai orang tua, guru dan orang – orang sekeliling.













BAB II

PEMBAHASAN

A.    DEFINISI PENDIDIKAN KARAKTER

Pendidikan karakter merupakan bentuk kegiatan manusia yang di dalamnya terdapat suatu tindakan yang mendidik diperuntukkan bagi generasi selanjutnya. Tujuan pendidikan karakter adalah untuk membentuk penyempurnaan diri individu secara terus-menerus dan melatih kemampuan diri demi menuju kearah hidup yang lebih baik.

Penguatan pendidikan moral (moral education) atau pendidikan karakter (character education)  dalam konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang melanda di negara kita. Krisis tersebut antara lain berupa meningkatnya pergaulan bebas, maraknya angka kekerasan anak-anak dan remaja, kejahatan terhadap teman, pencurian remaja, kebiasaan menyontek, penyalahgunaan obat-obatan, pornografi, dan perusakan milik orang lain sudah menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat diatasi secara tuntas, oleh karena itu betapa pentingnya pendidikan karakter.

Menurut Lickona, karakter berkaitan dengan konsep moral (moral knonwing), sikap moral (moral felling), dan perilaku moral (moral behavior). Berdasarkan ketiga komponen ini dapat dinyatakan bahwa karakter yang baik didukung oleh pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, dan melakukan perbuatan kebaikan.


Secara sederhana, pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai segala usaha yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi karakter siswa. Tetapi untuk mengetahui pengertian yang tepat, dapat dikemukakan di sini definisi pendidikan karakter yang disampaikan oleh Thomas Lickona. Lickona menyatakan bahwa pengertian pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti.





B. NILAI NILAI DALAM PENDIDIKAN KARAKTER



Ada 18 butir nilai-nilai pendidikan karakter yaitu , Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta tanah air, Menghargai prestasi,

Bersahabat/komunikatif,Cinta Damai, Gemar membaca, Peduli lingkungan, Peduli social, Tanggung jawab.

Lebih jelas tentang nilai-nilai pendidikan karakter dapat di lihat pada bagan dibawah ini





C. TUJUAN, FUNGSI DAN MEDIA PENDIDIKAN KARAKTER

            Pendidikan Karakter Bertujuan mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter bangsa yaitu Pancasila, meliputi : (1) mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia berhati baik, berpikiran baik, dan berprilaku baik;(2) membangun bangsa yang berkarakter Pancasila; (3) mengembangkan potensi warganegara agar memiliki sikap percaya diri, bangga pada bangsa dan negaranya serta mencintai umat manusia.

            Pendidikan karakter berfungsi (1) membangun kehidupan kebangsaan yang multikultural; (2) membangun peradaban bangsa yang cerdas, berbudaya luhur, dan mampu berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan ummat manusia; mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik serta keteladanan baik; (3) membangun sikap warganegara yang cinta damai, kreatif, mandiri, dan mampu hidup berdampingan dengan bangsa lain dalam suatu harmoni.





Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yaitu:

a)     Keluarga

b)    satuan pendidikan

c)     masyarakat

d)     media massa

D.RUANG LINGKUP PENDIDIKAN KARAKTER

            Proses pendidikan karakter didasarkan pada totalitas psikologis yang mencakup seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) dan fungsi totalitas sosiokultural pada konteks interaksi dalam keluarga, satuan pendidikan serta masyarakat. Totalitas psikologis dan sosiokultural dapat dikelompokkan sebagaimana yang digambarkan dalam Bagan 3 berikut:


Berdasarkan Bagan 3 tersebut di atas, pengkategorian nilai didasarkan pada pertimbangan bahwa pada hakekatnya perilaku seseorang yang berkarakter merupakan perwujudan fungsi totalitas psikologis yang mencakup seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, dan psikomotorik) dan fungsi totalitas sosial-kultural dalam konteks interaksi (dalam keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat) dan berlangsung sepanjang hayat. Konfigurasi karakter dalam kontek totalitas proses psikologis dan sosialkultural dapat dikelompokkan dalam: (1) olah hati ; (2) olah pikir; (3) olah raga/kinestetik; dan (4) olah rasa dan karsa. Proses itu secara holistik dan koheren memiliki saling keterkaitan dan saling melengkapi, serta masing-masingnya secara konseptual merupakan gugus nilai luhur yang di dalamnya terkandung sejumlah nilai sebagaimana dapat di lihat pada gambar di atas


E.PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP PENDIDIKAN INDONESIA

            Pendidikan karakter menjadi kunci terpenting kebangkitan Bangsa Indonesia dari keterpurukan untuk menyongsong datangnya peradaban baru.Di Indonesia, akhir-akhir ini menjadi isu yang sangat hangat sejak Pendidikan Karakter dicanangkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada saat Peringatan Hari Pendidikan Nasional, pada tanggal 2 mei 2010 lalu.Tekad Pemerintah tersebut bertujuan untuk mengembangkan karakter dan budaya bangsa sebagai bagian yang tak terpisahkan dari sistem pendidikan Nasional yang harus didukung secara serius.

            Karakter bangsa dapat dibentuk dari program-program pendidikan atau dalam proses pembelajaran yang ada di dalam kelas.Akan tetapi, apabila pendidikan memang bermaksud serius untuk membentuk suatu  karakter generasi bangsa, ada banyak hal yang harus dilakukan, dan dibutuhkan penyadaran terhadap para pendidik dan juga terhadap pelaksana kebijakan pendidikan.Jika kita pahami arti dari Pendidikan secara luas, pendidikan sebagai proses penyadaran, pencerdasan dan pembangunan mental atau karakter, tentu bukan hanya identik dengan sekolah.Akan tetapi, berkaitan dengan proses kebudayaan yang secara umum sedang berjalan, dan juga memliki kemampuan untuk mengarahkan kesadaran,membentuk cara pandang, dan juga membangun karakter generasi muda.Artinya, karakter yang menyangkut cara pandang dan kebiasaan siswa, remaja, dan juga kaum muda secara umum sedikit sekali yang dibentuk dalam ruang kelas atau sekolah, akan tetapi lebih banyak dibentuk oleh proses sosial yang juga tak dapat dilepaskan dari proses ideoogi dan tatanan material-ekonomi yang sedang berjalan.

            Mendidik budaya dan karakter bangsa adalah mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri peserta didik melalui Pendidikan hati, otak, dan fisik.Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta didik.Pendidikan adalah suatu usaha masyarakat dan bangsa dalam mempersiapkan generasi muda bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik di masa depan.

            Keberlangsungan tersebut dapat ditandai oleh pewarisan budaya dan karakter yang telah dimiliki masyarakat dan bangsa.Oleh karena itu, pendidikan merupakan proses pewarisan budaya dan karakter bangsa bagi generasi muda dan juga proses pengembangan budaya karakter bangsa untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan bangsa di masa mendatang.

            Dalam proses pendidikan budaya dan karakter bangsa, secara aktif peserta didik mengembangkan potensi dirinya, melakukan proses interalisasi, dan penghayatan nilai-nilai menjadi kepribadian dalam bergaul di masyarakat, mengembangkan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera, serta mengembangkan kehidupan bangsa yang bermartabat.

            Berdasarkan pengertian budaya, karakter bangsa,dan pendidikan yang telah dikemukakan diatas maka pendidikan budaya dan karakter bangsa dimaknai sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga memiliki nilai dan karakter sebagai karakter diri, yang menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga Negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif.Atas dasar pemikiran itu, pengembangan pendidikan budaya dan karakter sangat strategis bagi keberlangsungan dan keunggulan bangsa di masa mendatang.

            Perkembangan tersebut harus dilakukan melalui perencanaan yang baik, pendekatan yang sesuai, dengan metode belajar serta pembelajaran yang efektif. Sesuai dengan sifat suatu nilai, pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah usaha bersama sekolah oleh karenanya harus dilakukan secara bersama oleh semua guru dan pemimpin sekolah, melalui semua mata pelajaran, dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya sekolah.

            Fungsi Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa adalah perkembangan potensi peserta didik agar menjadi berperilaku baik, dan bagi peseta didik yang telah memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan budaya dan karakter bangsa, untuk memperkuat pendidikan nasional untuk bertanggung jawab dalam perkembangan potensi peserta didik yang bermartabat, dan juga untuk menyaring budaya bangsa sendiri dengan bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat.

F. IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SEKOLAH

            Dalam implementasinya, pendidikan karakter di sekolah  secara umum dibagi dalam 3 kegiatan yaitu, kegiatan rutin, kegiatan spontan dan kegiatan keteladanan.

1.     Kegiatan Rutin

Nilai Nilai dan karakter bangsa yang dikembangkan
Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
Religius
Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran dengan dipimpin oleh guru agama melalui speaker dari ruang Guru

Setiap hari Jumat melaksanakan kegiatan Infaq

Anak diminta mengucapkan salam sebelum dan sesudah kegiatan, jika bertemu dengan guru, bicara dan bertindak dengan memperhatikan sopan santun.

Meminta izin untuk menggunakan barang orang lain
Kedisiplinan
Pukul 07.15 semua siswa harus sudah berada di sekolah dengan toleransi 15 menit. Siswa pulang sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Bagi siswa yang melanggar diberikan sanksi berupa membersihkan lingkungan sekolah.

Kerapian dan kebersihan pakaian, dicek setiap hari oleh seluruh guru, diawali oleh guru jam pertama . Siswa yang tidak berpakaian rapi diminta merapikannya dan diberitahu cara berpakaian rapi. (kriteria rapi yaitu baju dimasukkan, atribut lengkap, menggunakan kaos kaki dan sepatu yang ditentukan)

Mengambil sampah yang berserakan.
Peduli Sosial
Mengumpulkan barang-barang yang masih layak pakai di sekolah dan menyumbangkannya pada yang membutuhkan, 1 kali setahun.

Mengunjungi teman yang sakit
Kejujuran
Transparansi Keuangan Kas Kelas

Tidak mencontek saat Ujian



2.     Kegiatan Spontan

Nilai Nilai dan karakter bangsa yang dikembangkan
Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
Religius
Memperingatkan jika tidak mengucapkan salam

Meminta maaf bila melakukan kesalahan
Kedisiplinan
Memperingatkan siswa yang datangnya terlambat, bila masih terlambat, maka diwajibkan menyapu halaman sekolah yang masih kotor (sesuai tata tertib sekolah)

Siswa yang tidak berpakaian rapi diminta merapikannya dan diberitahu cara berpakaian rapi.

Melerai pertengkaran
Peduli Sosial
Melayat apabila ada orang/wali murid yang meninggal dunia

Mengumpukan sumbangan untuk bencana alam
Kejujuran
Memperingatkan siswa yang mencontek saat ujian



3.     Kegiatan Keteladanan

Nilai Nilai dan karakter bangsa yang dikembangkan
Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
Religius
Guru menjadi model yang baik dalam berdoa. Ketika berdoa, maka guru memberi contoh dengan berdoa dengan khusu’ dan dalam bahasa yang Indonesia sehingga dimengerti oleh anak
Kedisiplinan
Menghargai pendapat orang lain
Kejujuran
Pendidik memberikan penilaian secara objektif







BAB III

PENUTUP

A.     Kesimpulan

Nilai-nilai Pendidikan Karakter yaitu suatu upaya penanaman kecerdasan

dalam berfikir, penghayatan dalam bentuk sikap, dan pengamalan dalam bentuk

perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur yang menjadi jati dirinya,

diwujudkan dalam bentuk interaksi dengan Tuhannya, diri sendiri, sesama,

lingkungan maupun bangsa sehingga menjadi manusia yang sempurna.

B.     SARAN

Pemerintah harus selalu memantau atau mengawasi dunia pendidikan, kerena dari dunia pendidikan negara bisa maju dan kerena dunia pendidikan juga negara bisa hancur, bila pendidikan sudah disalah gunakan.

Selain mengajar, seorang guru atau orang tua juga harus mendoakan  anak atau muridnya supaya menjadi  lebih baik, bukan mendoakan keburukan bagi anak didiknya.

Guru harus memberikan rasa aman dan keselamatan kepada setiap peserta didik di dalam menjalani masa – masa belajaranya, kerena jika tidak semua pembelajaran yang di jalani anak didik akan sia – sia.

Semoga karya tulis dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi pembaca.amin.























DAFTAR PUSTAKA



Anonim. 2012. Pendidikan Karakter 3M . http://sahabatnestle.co.id . Diakses tanggal: 29 September 2015

Anonim. 1992. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Kemendikbud. 2011. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Pusat Kurikulum dan Perbukuan : Jakarta

Nency, Tria. 2013. Pendidikan Karakter. http://academia.edu . Diakses Tanggal 28 September 2015

Wiyono, Ketang. 2015. Profesi Kependidikan. Unsri:Indralaya


MAKALAH PENDIDIKAN KARAKTER DAN TOLERANSI. KEL 6

  MAKALAH PENDIDIKAN KARAKTER DAN TOLERANSI Disusun oleh : kelompok 6                                                   ...