MAKALAH
PENDIDIKAN KARAKTER DAN
TOLERANSI
Disusun oleh : kelompok 6
Agata prisilia 1986206175
Chandra wijaya jhon 1986206023
Khairunnisa putri
song 1986206118
Merselina nyinaq 1986206128
Suprihatin 1986206173
Maria savini 1986206016
Yefi alisa 1986206181
JURUSAN GURU SEKOLAH
DASAR
FAKULTAS KEGURUAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS WIDYAGAMA
MAHAKAM SAMARINDA
SAMARINDA
2019
Kata Pengantar
Segala Puji bagi Allah SWT yang telah memberi kami kekuatan
dan petunjuk untuk menyelesaikan tugas makalah ini. Tanpa pertolongan-nya kami
sekelompok tidak akan bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini disususn berdasarkan tugas dari proses
pembelajaran yang telah dititipkan kepada kelompok kami. Makalah ini disusun dengan menghadapi
berbagai rintangan, namun dengan penuh kesabaran kami mencoba untuk
menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini membahas tentang “PENDIDIKAN KARAKTER DAN
TOLERANSi ”, yang akan dibahas dimakalah ini dipilih oleh Dosen pembimbing kami
untuk kami pelajari lebih dalam. Butuh waktu yang cukup panjang untuk mendalami
materi ini sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami selaku penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada
Dosen pembimbing yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian makalah
ini. Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi sesama mahasiswa
dan pembaca, kami selaku penyusun mohon kritik dan sarannya Terimakasih.
Samarinda, 20 september
2019
Penyusun
Kelompok 6
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I Pendahuan
A. Latar
belakang
B. Perumusan
masalah
C. Tujuan
penelitian
D. Manfaat
atau kegunaan
E. Daftar
istilah
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi
pendidikan krakter
B. Nilai
– nilai dalam pendidikan krakter
C. Tujuan,
fungsi dan media pendidikan krakter
D. Ruang
lingkup pendidikan krakter
E. Pentingnya
pendidikan krakter terhadap pendidikan indonesia
F. Implementasi
pendidikan krakter dalam sekolah
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan sistem yang
harus dijalankan secara terpadu dengan
sistem yang lain guna mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan
berlangsung secara terus menerus
seiring dengan dinamika perubahan sosial
budaya masyarakat dari jaman ke jaman.
Pendidikan adalah usaha sadar
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (UU
No. 20 tahun 2003).
Perkembangan dan perubahan
masyarakat akan terus berlangsung mengikuti
perubahan jaman. Indonesia berada
dalam tatanan kehidupan yang cukup kritis di
berbagai bidang, salah satunya
yaitu bidang pendidikan. Kehidupan global yang
memaksa Indonesia untuk bersaing
ketat di berbagai kemajuan pada bidang
IPTEK, disinilah pendidikan
mempunyai peranan penting dalam kehidupan
masyarakat untuk menjamin
perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa.
Pendidikan tidak hanya membentuk
insan Indonesia yang cerdas namun juga
berkepribadian atau berkarakter
sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa
yang tumbuh berkembang dengan
karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa
serta agama.
Pendidikan karakter pada intinya
membentuk bangsa yang teguh,
kompetitif, berakhlak mulia,
bermoral, toleran, berorientasi ilmu pengetahuan dan
tekhnologi yang semuanya dijiwai
oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pusat kurikulum telah mengidentifikasi
sejumlah nilai pembentuk karakter bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan
tujuan pendidikan nasional.
Nilai-nilai karakter bangsa yang
dikembangkan sekarang ini yaitu: nilai religius, jujur, toleransi, disiplin,
kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta
damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab
(Narwati, 2011:29-30).
Menurunya nilai-nilai kepribadian
bangsa dalam berbagai bidang di
masyarakat, harus diperlukan
sebuah pendidikan yang menanamkan nilai-nilai
kepribadian bangsa kepada
generasi muda. Pendidikan karakter merupakan
trobosan baru untuk meningkatkan
moral atau karakter kepada generasi muda
yang nantinya akan meneruskan
perjuangan bangsa. Pendidikan karakter adalah
sesuatu yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan, maka diperlukan kepedulian
oleh berbagai pihak, baik
pemerintah, masyarakat, keluarga dan lembaga
pendidikan. Pendidikan karakter
dalam lembaga pendidikan sangat ideal,
khususnya dalam kehidupan
sekolah. Sekolah dipandang sebagai tempat yang
strategis untuk membentuk
karakter pendidik, peserta didik dan seluruh
komponen sekolah. Menurut
Megawangi sebagaimana dikutip oleh Kesuma
(2013:5), seperti di bawah:
Pendidikan karakter adalah sebuah
usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan
mempraktikkanya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan
kontribusi yang positif kepada lingkunganya.
Pendidikan karakter diharapkan
dapat membangun kinerja budaya dan
religius dalam kehidupan
bermasyarakat yang didalamnya bernaung insan-insan
yang berakhlak mulia,
mengembangkan kecerdasan intelektual, emosional, dan
3 spiritual. Menurut Narwati
(2011:29), “deskripsi karakter religius adalah sikap
dan perilaku patuh dalam
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran,
dan hidup rukun dengan pemeluk
agama lain”.
Karakter religius perlu
ditanamkan dalam kehidupan dikarenakan rendahnya
moral terus-menerus terjadi pada
generasi bangsa Indonesia dan nyaris membawa
kehancuran. Budaya korupsi yang
seakan telah mengakar pada kehidupan bangsa
Indonesia mulai dari tingkat
kampung hingga pejabat tinggi negara,
penyalahgunaan dan peredaran narkoba
semakin menggurita. Ketidaktaatan
pelajar mematuhi ajaran agama,
tidak jujur, dan berperilaku tidak menghormati
antar sesama maupun dengan guru.
Tawuran antar pelajar dan berbagai kejahatan
yang telah menghilangkan rasa
aman setiap warga, merupakan bukti nyata akan
buruknya moral generasi bangsa
Indonesia.
Karakter religius diharapkan ada
pada peserta didik, karena banyak siswa
sekarang ini yang kurang peduli
terhadap ajaran agama yang disebabkan berbagai
hal. Tujuan pendidikan karakter
yang berkaitan dengan mental dan sikap anak
didik dikelola dengan menanamkan
nilai-nilai religius dan nilai tradisional yang
positif. Nilai itu perlu
ditanamkan dengan intensitas yang sama pada semua mata
pelajaran. Penanaman karakter
religius di kalangan peserta didik bisa dilakukan
dengan berbagai cara. Karakter
religius pada siswa terletak pada pendidikan
keagamaan di sekolah. Manusia
yang beriman, bertakwa kepada Tuhanan Yang
Maha Esa dan berakhlak mulia
sebagai karsa sila pertama Pancasila tidak dapat
terwujud secara tiba-tiba.
Manusia yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia
akan terbentuk melalui proses
kehidupan, terutama melalui proses pendidikan,
4 khususnya kehidupan beragama
serta pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Proses
pendidikan tersebut terjadi dan berlangsung seumur
hidup baik di lingkungan
keluarga, sekolah, maupun di masyarakat.
Menyadari pentingnya karakter
seseorang, maka banyak diterapkan dalam
pendidikan di sekolah agar tertanam generasi bangsa yang
berkarakter. Hal ini
dapat memupuk kemandirian anak
didik dalam kehidupan sehari-hari sehingga
diharapkan penanaman pendidikan
karakter lebih kondusif. Adapun suatu cara
untuk menanamkan perilaku dan
keyakinan dalam diri anak adalah melalui
pembiasaan-pembiasaan serta
menciptakan lingkungan yang mendukung anak
agar lebih bermoral. Penciptaan
lingkungan tersebut dilakukan baik di sekolah
maupun dalam keluarga. Salah satu
lembaga pendidikan sekolah yang peduli
terhadap penanaman karakter dalam
bidang keagamaan adalah Madrasah
Tsa’nawiyah Negeri Surakarta 1.
Madrasah Tsa’nawiyah Negeri Surakarta 1
mengoptimalkan penanaman karakter
siswa melalui berbagai kegiatan keagamaan
diantaranya dengan melaksanakan
progam pagi di bidang keagamaan sebelum
proses pembelajaran dimulai.
Berdasarkan uraian tersebut,
penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam
terhadap kegiatan-kegiatan
pembinaan karakter religius di Madrasah Tsa’nawiyah
Negeri Surakarta 1 melalui
Program Pagi Sekolah. Penulis berusaha meneliti
upaya yang telah dilakukan oleh
sekolah dalam penanaman karakter religius.
Berdasarkan latar belakang di
atas penulis tertarik untuk meneliti tentang
“Penanaman Pendidikan Karakter
Religius melalui Program Pagi Sekolah di
Madrasah Tsa’nawiyah Negeri
Surakarta 1”. 5
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan
bagian terpenting yang harus ada dalam
penulisan karya ilmiah. Peneliti
sebelum melakukan penelitian harus mengetahui
terlebih dahulu permasalahan yang
ada agar pemecahannya akan terarah dan
terfokus. Berdasarkan latar
belakang sebagaimana diuraikan di atas maka dapat
dirumuskan suatu permasalahan
sebagai berikut:
1. Bagaimana penanaman pendidikan
karakter religius pada siswa
2. Bagaimana kendala yang
dihadapi dalam penanaman pendidikan karakter
3. Bagaimana solusi untuk
mengatasi kendala yang dihadapi dalam penanaman
pendidikan karakter
C. Tujuan Penelitian
Sebelum mengadakan penelitian,
peneliti harus menentukan tujuan sebagai
tindakan awal. Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Definisi pendidikan krakter
2. Nilai – nilai dalam pendidikan krakter
3. Tujuan, fungsi dan media pendidikan krakter
4. Ruang lingkup pendidikan krakter
5. Pentingnya pendidikan krakter terhadap pendidikan
indonesia
6. Implementasi pendidikan krakter dalam sekolah
D. Manfaat atau Kegunaan
Penelitian
1. Manfaat atau kegunaan teoritis
a. Mendapatkan teori baru
mengenai penanaman pendidikan karakter religius.
b. Sebagai dasar bagi penelitian
berikutnya yang sejenis.
c. Sebagai wawasan pemikiran
dalam rangka membantu penyelesaian masalah
mengenai pendidikan karakter
religius.
2. Manfaat atau kegunaan praktis
a. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran, sikap atau
perilaku pendidikan berkarakter
khususnya dalam nilai religius.
b. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat sebagai masukan tentang penanaman
pendidikan karakter religius
dalam pelaksanaan dan pendidikan.
c. Hasil penelitian ini
diharapakan memberikan informasi dan masukan yang
berguna bagi masyarakat pada
umumnya, dan bagi guru, calon guru,
mahasiswa, serta pada peserta
didik khususnya terhadap pendidikan karakter
religius melalui Program Pagi
Sekolah.
E. Daftar Istilah
Penelitian ini ingin meneliti
Penanaman Pendidikan Karakter
Religius. Berikut adalah beberapa
daftar istilah tentang Penanaman Pendidikan Karakter Religius
melalui:
1. Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara (UU
No 20 tahun 2003).
2. Karakter
Menurut Scerenko sebagaimana di
kutip oleh Hariyanto (2011:42)
mendefinisikan bahwa karakter
adalah sebagai atribut atau ciri-ciri yang
membentuk dan membedakan ciri
pribadi, ciri etis, serta kompleksitas mental dari
seseorang, suatu kelompok atau
bangsa.
3. Religius
Kepercayaan kepada Tuhan yang
telah menciptakan alam beserta isinya.
4. Program Pagi Sekolah
Kegiatan rutin yang dilakukan
setiap pagi sebelum proses pembelajaran
sekolah dimulai. Kegiatan
tersebut yaitu melakukan jabat tangan setiap akan
memasuki lingkungan sekolah,
mengawali dengan membaca Doa
sebelum proses pembelajaran
dimulai.
5. Penanaman Pendidikan Karakter
Religius
Pemberian atau penanaman
nilai-nilai agama kepada para siswa melalui
Program Pagi Sekolah, guna
menjadikan anak didik lebih beriman kepada Allah
SWT dan menghormati serta
menghargai orang tua, guru dan orang – orang sekeliling.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI PENDIDIKAN KARAKTER
Pendidikan karakter merupakan bentuk kegiatan manusia
yang di dalamnya terdapat suatu tindakan yang mendidik diperuntukkan bagi
generasi selanjutnya. Tujuan pendidikan karakter adalah untuk membentuk
penyempurnaan diri individu secara terus-menerus dan melatih kemampuan diri
demi menuju kearah hidup yang lebih baik.
Penguatan pendidikan moral (moral education) atau pendidikan karakter (character education) dalam
konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang
melanda di negara kita. Krisis tersebut antara lain berupa meningkatnya
pergaulan bebas, maraknya angka kekerasan anak-anak dan remaja, kejahatan
terhadap teman, pencurian remaja, kebiasaan menyontek, penyalahgunaan obat-obatan,
pornografi, dan perusakan milik orang lain sudah menjadi masalah sosial yang
hingga saat ini belum dapat diatasi secara tuntas, oleh karena itu betapa
pentingnya pendidikan karakter.
Menurut Lickona,
karakter berkaitan dengan konsep moral (moral
knonwing), sikap moral (moral felling),
dan perilaku moral (moral behavior).
Berdasarkan ketiga komponen ini dapat dinyatakan bahwa karakter yang baik
didukung oleh pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, dan
melakukan perbuatan kebaikan.
Secara sederhana,
pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai segala usaha yang dapat
dilakukan untuk mempengaruhi karakter siswa. Tetapi untuk mengetahui pengertian
yang tepat, dapat dikemukakan di sini definisi pendidikan karakter yang
disampaikan oleh Thomas Lickona. Lickona menyatakan bahwa pengertian pendidikan
karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia
dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti.
B.
NILAI NILAI DALAM PENDIDIKAN KARAKTER
Ada 18 butir
nilai-nilai pendidikan karakter yaitu , Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin,
Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Semangat
Kebangsaan, Cinta tanah air, Menghargai prestasi,
Bersahabat/komunikatif,Cinta Damai,
Gemar membaca, Peduli lingkungan, Peduli social, Tanggung jawab.
Lebih jelas
tentang nilai-nilai pendidikan karakter dapat di lihat pada bagan dibawah ini
C. TUJUAN, FUNGSI DAN MEDIA
PENDIDIKAN KARAKTER
Pendidikan
Karakter Bertujuan mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter bangsa
yaitu Pancasila, meliputi : (1) mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia berhati baik, berpikiran baik, dan berprilaku baik;(2)
membangun bangsa yang berkarakter Pancasila; (3) mengembangkan potensi
warganegara agar memiliki sikap percaya diri, bangga pada bangsa dan negaranya
serta mencintai umat manusia.
Pendidikan
karakter berfungsi (1) membangun kehidupan kebangsaan yang multikultural; (2)
membangun peradaban bangsa yang cerdas, berbudaya luhur, dan mampu
berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan ummat manusia; mengembangkan
potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik serta
keteladanan baik; (3) membangun sikap warganegara yang cinta damai, kreatif,
mandiri, dan mampu hidup berdampingan dengan bangsa lain dalam suatu harmoni.
Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media
yaitu:
a)
Keluarga
b)
satuan pendidikan
c)
masyarakat
d)
media massa
D.RUANG LINGKUP
PENDIDIKAN KARAKTER
Proses pendidikan karakter didasarkan pada totalitas
psikologis yang mencakup seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif,
psikomotorik) dan fungsi totalitas sosiokultural pada konteks interaksi dalam
keluarga, satuan pendidikan serta masyarakat. Totalitas psikologis dan
sosiokultural dapat dikelompokkan sebagaimana yang digambarkan dalam Bagan 3
berikut:
Berdasarkan Bagan 3 tersebut di atas, pengkategorian
nilai didasarkan pada pertimbangan bahwa pada hakekatnya perilaku seseorang
yang berkarakter merupakan perwujudan fungsi totalitas psikologis yang mencakup
seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, dan psikomotorik) dan
fungsi totalitas sosial-kultural dalam konteks interaksi (dalam keluarga,
satuan pendidikan, dan masyarakat) dan berlangsung sepanjang hayat. Konfigurasi
karakter dalam kontek totalitas proses psikologis dan sosialkultural dapat
dikelompokkan dalam: (1) olah hati ; (2) olah pikir; (3) olah raga/kinestetik;
dan (4) olah rasa dan karsa. Proses itu secara holistik dan koheren memiliki
saling keterkaitan dan saling melengkapi, serta masing-masingnya secara
konseptual merupakan gugus nilai luhur yang di dalamnya terkandung sejumlah
nilai sebagaimana dapat di lihat pada gambar di atas
E.PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER
TERHADAP PENDIDIKAN INDONESIA
Pendidikan
karakter menjadi kunci terpenting kebangkitan Bangsa Indonesia dari keterpurukan
untuk menyongsong datangnya peradaban baru.Di Indonesia, akhir-akhir ini
menjadi isu yang sangat hangat sejak Pendidikan Karakter dicanangkan oleh
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada saat Peringatan Hari Pendidikan
Nasional, pada tanggal 2 mei 2010 lalu.Tekad Pemerintah tersebut bertujuan
untuk mengembangkan karakter dan budaya bangsa sebagai bagian yang tak
terpisahkan dari sistem pendidikan Nasional yang harus didukung secara serius.
Karakter
bangsa dapat dibentuk dari program-program pendidikan atau dalam proses
pembelajaran yang ada di dalam kelas.Akan tetapi, apabila pendidikan memang
bermaksud serius untuk membentuk suatu
karakter generasi bangsa, ada banyak hal yang harus dilakukan, dan
dibutuhkan penyadaran terhadap para pendidik dan juga terhadap pelaksana
kebijakan pendidikan.Jika kita pahami arti dari Pendidikan secara luas,
pendidikan sebagai proses penyadaran, pencerdasan dan pembangunan mental atau
karakter, tentu bukan hanya identik dengan sekolah.Akan tetapi, berkaitan
dengan proses kebudayaan yang secara umum sedang berjalan, dan juga memliki
kemampuan untuk mengarahkan kesadaran,membentuk cara pandang, dan juga
membangun karakter generasi muda.Artinya, karakter yang menyangkut cara pandang
dan kebiasaan siswa, remaja, dan juga kaum muda secara umum sedikit sekali yang
dibentuk dalam ruang kelas atau sekolah, akan tetapi lebih banyak dibentuk oleh
proses sosial yang juga tak dapat dilepaskan dari proses ideoogi dan tatanan
material-ekonomi yang sedang berjalan.
Mendidik
budaya dan karakter bangsa adalah mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri
peserta didik melalui Pendidikan hati, otak, dan fisik.Pendidikan adalah suatu
usaha yang sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta
didik.Pendidikan adalah suatu usaha masyarakat dan bangsa dalam mempersiapkan
generasi muda bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih
baik di masa depan.
Keberlangsungan
tersebut dapat ditandai oleh pewarisan budaya dan karakter yang telah dimiliki
masyarakat dan bangsa.Oleh karena itu, pendidikan merupakan proses pewarisan
budaya dan karakter bangsa bagi generasi muda dan juga proses pengembangan
budaya karakter bangsa untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan
bangsa di masa mendatang.
Dalam
proses pendidikan budaya dan karakter bangsa, secara aktif peserta didik
mengembangkan potensi dirinya, melakukan proses interalisasi, dan penghayatan
nilai-nilai menjadi kepribadian dalam bergaul di masyarakat, mengembangkan
kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera, serta mengembangkan kehidupan bangsa
yang bermartabat.
Berdasarkan
pengertian budaya, karakter bangsa,dan pendidikan yang telah dikemukakan diatas
maka pendidikan budaya dan karakter bangsa dimaknai sebagai pendidikan yang
mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri peserta didik
sehingga memiliki nilai dan karakter sebagai karakter diri, yang menerapkan
nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan
warga Negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif.Atas dasar
pemikiran itu, pengembangan pendidikan budaya dan karakter sangat strategis
bagi keberlangsungan dan keunggulan bangsa di masa mendatang.
Perkembangan
tersebut harus dilakukan melalui perencanaan yang baik, pendekatan yang sesuai,
dengan metode belajar serta pembelajaran yang efektif. Sesuai dengan sifat
suatu nilai, pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah usaha bersama sekolah
oleh karenanya harus dilakukan secara bersama oleh semua guru dan pemimpin
sekolah, melalui semua mata pelajaran, dan menjadi bagian yang tak terpisahkan
dari budaya sekolah.
Fungsi
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa adalah perkembangan potensi peserta didik
agar menjadi berperilaku baik, dan bagi peseta didik yang telah memiliki sikap
dan perilaku yang mencerminkan budaya dan karakter bangsa, untuk memperkuat
pendidikan nasional untuk bertanggung jawab dalam perkembangan potensi peserta
didik yang bermartabat, dan juga untuk menyaring budaya bangsa sendiri dengan
bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
yang bermartabat.
F.
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SEKOLAH
Dalam
implementasinya, pendidikan karakter di sekolah
secara umum dibagi dalam 3 kegiatan yaitu, kegiatan rutin, kegiatan
spontan dan kegiatan keteladanan.
1.
Kegiatan Rutin
Nilai Nilai dan karakter bangsa yang
dikembangkan
|
Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
|
Religius
|
Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran dengan dipimpin oleh guru agama
melalui speaker dari ruang Guru
|
|
Setiap hari Jumat melaksanakan kegiatan Infaq
|
|
Anak diminta mengucapkan salam sebelum dan sesudah kegiatan, jika bertemu
dengan guru, bicara dan bertindak dengan memperhatikan sopan santun.
|
|
Meminta izin untuk menggunakan barang orang lain
|
Kedisiplinan
|
Pukul 07.15 semua siswa harus sudah berada di sekolah dengan toleransi 15
menit. Siswa pulang sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Bagi siswa
yang melanggar diberikan sanksi berupa membersihkan lingkungan sekolah.
|
|
Kerapian dan kebersihan pakaian, dicek setiap hari oleh seluruh guru, diawali
oleh guru jam pertama . Siswa yang tidak berpakaian rapi diminta merapikannya
dan diberitahu cara berpakaian rapi. (kriteria rapi yaitu baju dimasukkan,
atribut lengkap, menggunakan kaos kaki dan sepatu yang ditentukan)
|
|
Mengambil sampah yang berserakan.
|
Peduli Sosial
|
Mengumpulkan barang-barang yang masih layak pakai di sekolah dan
menyumbangkannya pada yang membutuhkan, 1 kali setahun.
|
|
Mengunjungi teman yang sakit
|
Kejujuran
|
Transparansi Keuangan Kas Kelas
|
|
Tidak mencontek saat Ujian
|
2.
Kegiatan Spontan
Nilai Nilai dan karakter bangsa yang
dikembangkan
|
Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
|
Religius
|
Memperingatkan jika tidak mengucapkan salam
|
|
Meminta maaf bila melakukan kesalahan
|
Kedisiplinan
|
Memperingatkan siswa
yang datangnya terlambat, bila masih terlambat, maka diwajibkan menyapu
halaman sekolah yang masih kotor (sesuai tata tertib sekolah)
|
|
Siswa yang tidak berpakaian rapi diminta merapikannya dan diberitahu cara
berpakaian rapi.
|
|
Melerai pertengkaran
|
Peduli Sosial
|
Melayat apabila ada orang/wali murid yang meninggal dunia
|
|
Mengumpukan sumbangan untuk bencana alam
|
Kejujuran
|
Memperingatkan siswa yang mencontek saat ujian
|
3.
Kegiatan Keteladanan
Nilai Nilai dan karakter bangsa yang
dikembangkan
|
Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
|
Religius
|
Guru menjadi model yang baik dalam berdoa. Ketika berdoa, maka guru
memberi contoh dengan berdoa dengan khusu’ dan dalam bahasa yang Indonesia
sehingga dimengerti oleh anak
|
Kedisiplinan
|
Menghargai pendapat
orang lain
|
Kejujuran
|
Pendidik memberikan
penilaian secara objektif
|
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Nilai-nilai Pendidikan Karakter yaitu suatu upaya
penanaman kecerdasan
dalam berfikir, penghayatan dalam bentuk sikap, dan
pengamalan dalam bentuk
perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur yang
menjadi jati dirinya,
diwujudkan dalam bentuk interaksi dengan Tuhannya,
diri sendiri, sesama,
lingkungan maupun bangsa sehingga menjadi manusia
yang sempurna.
B. SARAN
Pemerintah harus selalu memantau atau mengawasi
dunia pendidikan, kerena dari dunia pendidikan negara bisa maju dan kerena
dunia pendidikan juga negara bisa hancur, bila pendidikan sudah disalah
gunakan.
Selain mengajar, seorang guru atau orang tua juga
harus mendoakan anak atau muridnya
supaya menjadi lebih baik, bukan
mendoakan keburukan bagi anak didiknya.
Guru harus memberikan rasa aman dan keselamatan
kepada setiap peserta didik di dalam menjalani masa – masa belajaranya, kerena
jika tidak semua pembelajaran yang di jalani anak didik akan sia – sia.
Semoga karya tulis dapat bermanfaat bagi kita semua,
khususnya bagi pembaca.amin.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Pendidikan Karakter 3M . http://sahabatnestle.co.id . Diakses tanggal: 29 September 2015
Anonim. 1992. Undang
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Kemendikbud. 2011. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter.
Pusat Kurikulum dan Perbukuan : Jakarta
Wiyono,
Ketang. 2015. Profesi Kependidikan.
Unsri:Indralaya